PRIORITAS, 5/2/25 (India): Ratusan orang di India terserang sindrom kelumpuhan. Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah penyakit kelainan langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel saraf sehingga menyebabkan kelemahan otot dan kelumpuhan.
Sesuai data resmi, saat ini sudah ada 48 pasien dirawat di ruang perawatan intensif, 21 pasien menggunakan ventilator, dan 38 pasien telah dipulangkan. Sekitar 160 kasus GBS yang dilaporkan sejak awal Januari di Pune.
GBS diawali dengan kesemutan atau mati rasa di kaki dan tangan, diikuti oleh kelemahan otot dan kesulitan menggerakkan sendi. Gejala memburuk selama dua hingga empat minggu, biasanya dimulai di lengan dan tungkai.
Salah satunya dialami oleh anak berusia enam tahun di kota Pune, India Barat yang secara tiba-tiba mengalami kesulitan dalam menulis. Ayahnya, yang berprofesi sebagai guru, tak menyangka anaknya mengalami hal tersebut. Dia hanya menduga anaknya enggan untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolahnya.
“Saya telah menghapus beberapa kata dan memintanya untuk menuliskannya. Saya berasumsi dia marah dan itulah sebabnya dia tidak memegang pensil dengan benar,” katanya kepada surat kabar Indian Express, yang dikutip oleh BBC.
Dia tidak pernah membayangkan bahwa kesulitan putranya untuk memegang pensil adalah tanda pertama Sindrom Guillain-Barré (GBS). Dalam beberapa hari, bocah itu dirawat intensif, tidak dapat menggerakkan lengan atau kakinya. Saat kondisinya memburuk, ia kehilangan kemampuan untuk menelan, berbicara, dan akhirnya bernapas, sehingga membutuhkan dukungan ventilator. Saat ini, bocah itu dalam pemulihan.
Angka kematian yang dilaporkan bervariasi, yakni 3% hingga 13%, tergantung tingkat keparahan dan kualitas dukungan perawatan kesehatan. Wabah di Pune ditelusuri hingga ke patogen yang disebut campylobacter jejuni, penyebab utama infeksi bawaan makanan, dan pendorong terbesar GBS di seluruh dunia.
Hubungan antara keduanya ditemukan pada tahun 1990-an di pedesaan China, tempat patogen tersebut umum ditemukan di ayam, dan wabah GBS terjadi setiap musim hujan saat anak-anak bermain di air yang terkontaminasi kotoran ayam atau bebek seperti dilansir dari CNBCIndonesia.com.
Di negara-negara dengan kebersihan yang baik, lebih sedikit kasus GBS yang terkait dengan campylobacter, dengan infeksi pernapasan sebagai kontributor utama, kata para ahli. Ada juga pemicu lainnya. Pada tahun 2015, Brasil melaporkan sekelompok kasus GBS yang terkait dengan virus Zika. (P-wr)