29.5 C
Jakarta
Friday, July 11, 2025

    Presiden Putin permalukan AS dan Turki dalam perundingan damai Rusia-Ukraina

    Terkait

    PRIORITAS, 16/5/25 (Ankara): Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghormati bahkan hanya mempermalukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menjadi tuan rumah perundingan damai, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai mediator.

    Zelenskyy mengemukakan hal ini, karena Putin tidak hadir padahal dia sendiri yang meminta perundingan damai dilakukan di Turki, setelah ia menolak gencatan senjata 30 hari yang diusulkan Presiden AS dan Ukraina.

    Lebih memalukan, diktator Rusia itu malah hanya mengutus pejabat rendahan untuk melakukan perundingan damai untuk menghentikan perang dengan Ukraina, yang sudah berlangsung lebih dari 3 tahun.

    “Saya yakin bahwa sekarang Rusia menunjukkan rasa tidak hormat, tidak hanya kepada kami – tetapi juga kepada AS dan Turki. Tidak hormat kepada Erdogan, tidak hormat kepada Trump,” kata Zelenskyy di Ankara, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ukraina Now, hari Jumat (16/5/25).

    Zelenskyy yang sudah jauh-jauh terbang dari Ukraina ke Turki, mengatakan dia sendiri juga tidak akan pergi ke Istanbul.

    Demi menghormati Presiden Trump dan Erdogan, Zelenskyy memutuskan untuk mengirim delegasi ke Istanbul untuk bertemua Rusia dalam perundingan hari ini Jumat ini.

    Ia memberi mandat kepada Menteri Pertahanannya, Rustem Umerov, untuk membahas gencatan senjata.

    Zelenskiy menilai delegasi Rusia dalam perundingan tersebut ibarat ‘pemain drama’, karena mereka tidak bisa memutuskan kesepakatan damai atau gencatan senjata.

    Putin tak serius berdamai

    Menurut Zelenskyy, ia justru sudah melakukan pertemuan dengan Presiden Turki Erdogan yang mengakui Krimea yang direbut Rusia adalah sebagai wilayah Ukraina.

    Erdogan bahkan menilai Rusia tidak menganggap serius perdamaian, setelah Vladimir Putin menolak hadir dalam perundingan di Turki hari ini.

    Zelenskyy menegaskan pemimpin Rusia Putin tidak ingin mengakhiri perang dengan Ukraina.

    “Kita tidak bisa berkeliling dunia mencari Putin,” kata Zelenskiy setelah bertemu Presiden Turki Tayyip Erdogan di Ankara.

    Presiden Ukraina itu juga menilai bakal tidak akan ada terobosan perdamaian karena Putin takut dirinya secara langsung.

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio yang sudah hadir di Turki mengatakan AS memiliki ekspektasi rendah terhadap perundingan di Istanbul, setelah Putin tidak hadir dan hanya ada utusan rendah yang dikirim.

    Delegasi Rusia dipimpin Volodymyr Medinsky, yang juga memimpin tim pada pertemuan dengan Ukraina tahun 2022 lalu. Delegasi ini termasuk Mikhail Galuzin, Igor Kostyukov dan Alexander Fomin.

    Presiden AS Donald Trump juga mengatakan perundingan di Turki itu, tidak akan ada keputusan pasti tanpa kehadiran dirinya dan Putin.

    Sanksi kepada Rusia

    Sebelumnya Ukraina mendukung gencatan senjata langsung tanpa syarat selama 30 hari, tetapi Putin mengatakan ia ingin memulai perundingan terlebih dahulu untuk membahas rincian gencatan senjata tersebut.

    Lebih dari tiga tahun setelah invasi besar-besaran, Rusia mengatakan Ukraina dapat memanfaatkan jeda perang untuk memanggil pasukan tambahan dan memperoleh lebih banyak senjata Barat.

    Presiden AS Donald Trump, setelah memberikan tekanan besar pada Ukraina dan berselisih dengan Zelenskyy di Ruang Oval Gedung Putih pada bulan Februari, akhir-akhir ini menyatakan ketidaksabarannya terhadap Putin yang terkesan hanya mempermainkannya.

    Mengacu pada kondisi perundingan saat ini sebagai “jalan buntu”, Menteri Luar Negeri AS Rubio mengatakan ia akan ke Istanbul untuk bertemu dengan menteri luar negeri Turki dan delegasi Ukraina hari Jumat ini.

    Menurut Presiden Ukraina, hasil perundingan itu langkah pertama harus berupa gencatan senjata tanpa syarat. “Jika ada sinyal bahwa gencatan senjata tanpa syarat bergantung pada negosiasi langsung antara para pemimpin, saya siap”, tegas Zelenskyy.

    Jika tidak ada gencatan senjata dan “keputusan serius”,  Ukraina akan meminta AS, Uni Eropa, dan negara-negara di belahan bumi selatan untuk memberikan sanksi yang tepat terhadap Rusia.

    Hal ini, kata Zelenskyy , akan menjadi insentif untuk mengakhiri perang dengan lebih cepat atau setidaknya mempercepat negosiasi. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini