29.6 C
Jakarta
Monday, June 23, 2025

    Presiden Donald Trump: Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah hancur total

    Terkait

    PRIORITAS, 22/6/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengejutkan dunia, dengan mengumumkan telah menyerang secara langsung dan menghancurkan tiga situs nuklir Iran.

    “Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah hancur total”, kata Presiden Trump ketika berpidato dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, seperti dikutip Beritaprioritas dari media Ynetnews, hari Minggu (22/6/25).

    Presiden Donald Trump juga mengumumkan di akun media sosialnya Truth Social Minggu pagi dengan menyebut militer AS telah menyelesaikan serangannya terhadap situs nuklir Iran di Fordow, Natanz dan Isfahan.

    “”Fordow sudah tiada. Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, Fordow, Natanz, dan Isfahan”, ujarnya.

    Para pejabat Israel di Yerusalem juga mengatakan, mereka yakin reaktor nuklir utama Iran di Fordow telah hancur akibat serangan Amerika.

    Mereka juga mengatakan, target pembom AS di situs nuklir lainnya, di Isfahan, bukanlah reaktor yang telah terkena serangan pasukan Israel (IDF) sebelumnya. Melainkan lokasi lain di dalam gunung tempat uranium yang diperkaya disimpan.

    Serangan AS itu juga menyebabkan kerusakan parah di situs Isfahan.

    Namun, pengawas nuklir PBB memastikan tidak ada peningkatan kadar radiasi di luar fasilitas-fasilitas nuklir tersebut, setelah serangan AS.

    Kepala Badan Energi Atom Internasional, Rafael Grossi mengumumkan akan menggelar pertemuan darurat dengan dewan gubernur pada hari Senin (23/6/25).

    Ada 12 bom dan 30 Rudal

    Sementara jringan televisi berita AS, Fox News menyebutkan, fasilitas nuklir Iran di Fordow ‘dihancurkan’ AS.

    Fox News melaporkan “cita-cita nuklir Iran telah pupus” setelah pesawat pengebom siluman B-2 Angkatan Udara AS “menghancurkan sepenuhnya” fasilitas nuklir Fordow menggunakan bom penghancur bunker.

    Laporan tersebut juga menyatakan, dua lokasi nuklir tambahan di Natanz dan Isfahan diserang dan dihancurkan dengan sekitar 30 rudal Tomahawk, yang ditembakkan dari kapal selam Amerika dari jarak sekitar 400 mil.

    Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan, enam pesawat pengebom B-2 menjatuhkan 12 bom penghancur bunker seberat 30.000 pon di lokasi nuklir Fordow, yang terletak jauh di bawah tanah.

    Satu pesawat pembom siluman B-2 juga menjatuhkan dua bom penghancur bunker di Natanz, kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas operasi militer.

    Pemboman bertubi-tubi militer AS itu sangat dahysat, sehingga ledakannya terdengar hingga di Teheran timur, ibu kota Iran, dan di kota Tabriz di utara.

    Juru bicara departemen manajemen krisis di provinsi Qom, Iran, Morteza Heidari, mengakui pertahanan udara sempat diaktifkan ketika situs nuklir Fordow dibom.

    Pada saat yang sama, pejabat di provinsi Isfahan mengungkapkan fasilitas nuklir Iran di Isfahan dan Natanz, juga dibom.

    Berangkat dari AS

    Enam pesawat pembom strategis B-2 Spirit yang membom situs nuklir Iran itu, berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, AS, hari Sabtu.

    Pesawat itu, semula menuju ke arah barat menuju pangkalan strategis Guam di Samudra Pasifik, disertai empat pesawat tanker udara untuk pengisian bahan bakar.

    Diduga pesawat pengebom AS itu singgah pangkalan di Diego Garcia, kemudian melanjutkan serangan ke Iran Minggu pagi.

    Operasi penyerangan AS tersebut dilakukan dengan koordinasi penuh, taktis dan strategis, antara pasukan pertahanan Israel (IDF) dan Angkatan Udara AS.

    Pesawat pembom B-2 AS memang menjadi faktor dalam pukulan terakhir terhadap situs nuklir Iran.

    Ketika serangan Israel belum benar-benar menghancurkan situs nuklir Fordow milik Iran yang terkubur dalam tanah, AS diam-diam mengerahkan pesawat pembom siluman yang mampu membawa penghancur bunker GBU-57.

    Bom itu satu-satunya senjata yang dirancang untuk menghancurkan target dalam tanah.

    Pesawat pengebom siluman B-2 “Spirit” Angkatan Udara AS, salahsatu dari sedikit pesawat yang mampu membawa bom penghancur bunker GBU-57 seberat 12,3 ton.

    GBU-57, yang juga dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrator (MOP), adalah penghancur bunker non-nuklir terkuat yang pernah dikembangkan Pentagon.

    Meskipun hanya membawa 2,4 ton bahan peledak, sebagian besar bobotnya terletak pada casing yang diperkuat, yang dirancang untuk menembus tanah, batu, dan beton bertulang besi.

    Beri tahu Israel

    Beberapa jam sebelumnya, Trump memberi tahu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tentang keputusan yang telah dibuat untuk menyerang situs nuklir Iran.

    Kabinet manajemen perang Israel bertemu di sebuah bunker pada malam hari dan memantau serangan AS.

    PM Netanyahu kemudian merilis video dalam bahasa Inggris di mana ia mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada presiden AS atas serangan terhadap Iran.

    “Selamat, Presiden Trump, keputusan berani Anda untuk menyerang fasilitas nuklir Iran dengan kekuatan Amerika Serikat yang dahsyat dan benar akan mengubah sejarah”, kata Netanyahu.

    Ia mengatakan dalam operasi Rising Lion, Israel telah melakukan hal-hal benar menakjubkan. Namun, dalam aksi malam ini terhadap fasilitas nuklir Iran, Amerika benar-benar tak tertandingi.

    “Amerika telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh negara lain di dunia. Sejarah akan mencatat bahwa Presiden Trump bertindak untuk menolak rezim paling berbahaya di dunia, senjata paling berbahaya di dunia”, ujarnya. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini