PRIORITAS, 20/2/25 (Jakarta): Tugas hakim memang sangat berat. Mereka harus menegakkan keadilan dengan objektif, memutus perkara berdasarkan hukum yang berlaku, dan memastikan tidak ada intervensi dari pihak mana pun.
Selain itu, mereka juga menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk opini publik dan kepentingan politik. Setiap keputusan yang diambil bisa berdampak besar pada kehidupan seseorang atau bahkan masyarakat luas.
Presiden Prabowo Subianto mengakui baru menyadari bahwa beratnya beban jadi hakim peradilan. Prabowo pun menyampaikan rasa hormat dan penghargaannya kepada para hakim.
Hal itu di sampaikan Presiden Prabowo dalam pidatonya di Sidang Istimewa Laporan Tahunan 2024 di gedung MA, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/25). Prabowo mulanya berujar negara yang berhasil bergantung pada sistem hukum.
“Sebuah negara yang kuat negara yang berhasil tergantung pada sistem hukum yang berlaku di negara tersebut, suatu negara tanpa sistem hukum negara itu gagal, negara itu tidak bisa berhasil, negara itu tidak berguna bagi rakyatnya,” kata Prabowo.
Prabowo menyampaikan rasa hormatnya di depan para hakim. Prabowo menyadari beban hakim yang begitu berat. “Saya mendengar laporan Ketua MA dan saya ingin menyampaikan hormat saya penghargaan saya kepada seluruh keluarga besar peradilan Indonesia,” sebut Prabowo.
“Saya mengakui baru sekarang saya sungguh-sungguh sadar dan mengerti betapa berat beban bapak-bapak, ibu-ibu para hakim peradilan,” lanjut Prabowo yang disambut tepuk tangan para hakim.
Prabowo mengaku selama ini dia selalu menjadi pelaksana kebijakan. Dia mengatakan selama ini dirinya merasa hukum adalah hal mudah untuk ditegakkan.
“Maaf, saya seumur hidup saya memang saya berada di sektor eksekusi, sektor pelaksana, saya pelaku, kadang-kadang kami pelaku, kami menganggap bahwa hukum itu adalah sesuatu yang mudah untuk ditegakkan, mudah untuk dijalankan,” ujarnya.
Prabowo berterima kasih kepada MA atas undangan untuk menghadiri sidang istimewa. Dia merasa banyak belajar setelah mendengar pemaparan Ketua MA Sunarto.
“Terima kasih undangan ini, saya merasa saya yang paling banyak belajar hari ini, mengerti dan memahami dimensi beban kerja bahwa hakim itu harus menangani, mempertimbangkan, mempelajari, dan memutuskan ratusan perkara. Per hakim ratusan perkara, jutaan perkara yang sudah saudara tangani,” ujarnya.
Prabowo mengatakan dia mendapat laporan banyak hakim masih ngekos karena tak punya rumah dinas di lokasi penempatan. Dia mengatakan hakim adalah tempat terakhir rakyat untuk mencari kaedilan. “Rakyat kita, apalagi yang paling lemah, yang paling miskin dan paling tidak berdaya, tempat terakhir mereka mencari keadilan adalah kepada para hakim,” ujar Prabowo.
Dia mengatakan bertekad untuk bekerja sama dengan DPR agar hakim bisa sejahtera. Dia mengatakan kualitas hidup hakim harus yang terbaik.
“Kita akan bicarakan bagaimana kita harus memperbaiki kualitas hidup semua hakim di Indonesia. Maaf, itu berapa kali saya ajukan, beberapa kali ada pakar yang mengatakan, ‘Pak, sebenarnya begini, sebenarnya begitu’. Tapi hari ini saya kembali yakin bahwa kualitas hidup hakim-hakim kita harus yang terbaik,” ujar Prabowo.
Dikutip detikcom, Kamis (20/2/25), Prabowo kemudian mengatakan dirinya menerima laporan banyak hakim tak punya rumah dinas dan harus ngekos. Dia menyebutkan hal itu tak boleh terjadi. “Saya juga dapat laporan banyak hakim kita tidak punya rumah dinas. Banyak hakim kita masih kos, ini tidak boleh terjadi. Ada Menteri Keuangan nggak di sini?” ujar Prabowo yang disambut tawa para peserta sidang istimewa. (P-bwl)