27.3 C
Jakarta
Tuesday, June 3, 2025

    Pilpres AS dan isu imigrasi: Kamala Harris banggakan pencapaiannya, Trump janjikan deportasi massal

    Terkait

    PRIORITAS, 15/8/24 (Washington): Wakil Presiden AS, Kamala Harris semakin intens berkampanye. Calin Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat inu menyoroti rekam jejaknya sebagai seorang jaksa, jaksa distrik dan jaksa agung negara bagian California.

    “Saya berjalan di terowongan bawah tanah antara Amerika Serikat dan Meksiko di perbatasan itu bersama para petugas penegak hukum. Saya memburu geng transnasional, kartel narkoba dan pelaku perdagangan manusia yang masuk ke negara kita secara ilegal. Saya mengadili mereka dari kasus ke kasus dan saya menang,” ujar Harris.

    Di pihak lain, saat menjabat presiden, Donald Trump membangun tembok perbatasan baru sepanjang lebih dari 80 kilometer, mengurangi jumlah maksimal penerimaan pengungsi setiap tahun ke level terendah, serta menerapkan kebijakan yang memisahkan anak-anak dari orang tua mereka.

    “November ini, rakyat Amerika akan membandingkan rekam jejak ini dan mereka akan mengatakan: ‘Border czar (orang yang diberi wewenang mengatasi masalah perbatasan, Red) Harris, Anda telah gagal. Anda aib bagi negara kami. Anda dipecat. Enyahlah. Anda dipecat. Enyah,’” ejek Trump.

    Imigrasi jadi isu panas

    Dilaporkan, imigrasi memang menjadi isu panas dalam pemilihan presiden kali ini. Survei Chicago Council menunjukkan, 50 persen responden mengatakan imigran dalam jumlah besar menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.

    Namun begitu, meski lebih dari separuh warga Amerika mendukung tembok pembatas dan pengerahan tentara Amerika di perbatasan AS-Meksiko, sebagian besar responden menentang deportasi massal imigran gelap.

    Akan tetapi, karena Kongres AS gagal mengesahkan undang-undang reformasi keimigrasian, bangsa Amerika harus tetap bergantung pada kebijakan dan peraturan eksekutif, siapa pun presidennya.

    Sementara itu, pengacara keimigrasian Corey Foreman mengatakan, “Dalam suasana politik saat ini, kebijakan eksekutif tidak ideal karena akan selalu mendapat gugatan, dan Kongres kita pun tidak bersedia mengambil tindakan.”

    Selanjutnya, Ksmala Harris berjanji akan mendukung rancangan undang-undang keamanan perbatasan, sambil menyoroti peran Trump ketika RUU bipartisan yang diajukan Senat AS gagal disahkan awal tahun ini.

    “Ia menggagalkan, menggagalkan kesepakatan bipartisan karena ia menganggap hal itu akan membantunya memenangkan Pemilu, yang menunjukkan betapa Donald Trump tidak peduli pada keamanan perbatasan. Ia hanya memedulikan dirinya sendiri. … Maka itu, ini janji saya kepada Anda. Sebagai presiden, saya akan memulihkan RUU keamanan perbatasan yang digagalkan Trump, dan saya akan mengesahkannya menjadi undang-undang.”

    Disebutkan, para sekutu Trump di Partai Republik telah mendesaknya untuk fokus pada bidang-bidang di mana ia dianggap lebih unggul daripada Harris, terutama soal imigrasi.

    Seruan deportasi

    Sementara itu, Trump masih menyerukan deportasi imigran gelap dan mengkritik pemerintahan Biden-Harris yang ia sebut menerapkan kebijakan perbatasan yang terbuka.

    “Dengan suara Anda, inflasi akan berhenti, imigran gelap akan dipulangkan. Mereka tidak akan datang dan kita akan menghentikan mereka. Apa Anda melihat bagaimana ia [Harris] mengatakan, ‘Oh, situasi perbatasan kita sangat baik. Baik sekali.’ Boro-boro, situasi di perbatasan justru paling buruk dalam sejarah dunia ini di bawah pemerintahan mereka,” tambah Trump.

    Sementara itu, Patroli Perbatasan AS mengatakan, sekitar 130.000 migran tercatat memasuki AS pada bulan Juni, naik dari 104.000 pada bulan yang sama tahun 2019, setahun sebelum pandemi COVID-19 di bawah pemerintahan Trump. Meski demikian, angka itu turun dari 300.000 migran yang tercatat pada Desember 2023. (P-VOA/j) — foto ilustrasi istimewa

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini