PRIORITAS, 7/4/25 (Jakarta): Kabar duka menggema di berbagai grup Watchapp (WA), termasuk di lingkup Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Yakni, salah satu tokoh GMNI dan pengusaha/pebisnis nasional, Murdaya Poo, meninggal dunia di Singapura, Senin (7/4/25). Ya, dunia usaha Indonesia berduka atas kepergian Murdaya Widyawimarta Poo, salah satu tokoh penting di sektor properti dan ritel nasional. Juga organisasi pergerakan nasional, GMNI, merasa kehilangan tokoh panutannya.
“Kami menghaturkan ucapan belasungkawa kepada keluarga, atas kepergian almarhum Bapak Murdaya Poo. Nilai-nilai perjuangan dan pengabdiannya kepada bangsa, dan organisasi GMNI, termasuk alumni GMNI, terus kami kenang,” demikian salah satu bunyi ucapan duka di sebuah grup WA, yang di dalamnya ada beberapa nama tokoh Alumni GMNI, semisal Theo L Sambuaga.
Theo sendiri saat berita ini diturunkan sedang menuju rumah duka di Jl Teuku Umar. “Sahabat sesama Ikatan Alumni UI (Iluni), juga di Persatuan Alumni (PA) GMNI. Pengabdiannya termasuk luar biasa. Bahkan asetnya dijadikan kantor pusat PA GMNI di Cikini Raya,” kata Theo Sambuaga, yang kini menjabat Dewan Ideologi di PA GMNI bersama Guntur Soekarno.
Dilaporkan, pendiri sekaligus pemilik Pondok Indah Mall (PIM) dan pengembang kawasan Jakarta International Expo (JIExpo) itu dikabarkan meninggal dunia pada Senin (7/4/25) di Singapura.
Diketahui pula, informasi mengenai Murdaya Widyawimarta Poo meninggal dunia disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Pusat.
Lantas, ungkapan belasungkawa turut dibagikan oleh DPP Walubi melalui media sosial resminya sebagai bentuk penghormatan atas kepergian tokoh tersebut.
“Sabbe sankhara anicca. Segenap jajaran Dewan Pengurus Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Murdaya Widyawimarta Poo. Semoga kebajikan semasa hidup mendiang mengkondisikan terlahir di alam bahagia,” tulis akun Walubi Pusat, Senin (7/2025).
Kehilangan besar sektor bisnis
Ya, kepergian Murdaya menjadi kehilangan besar bagi sektor bisnis di Tanah Air. Dikenal sebagai sosok visioner dalam dunia properti dan ritel, kontribusinya dalam membangun pusat-pusat komersial strategis turut mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ribuan lapangan kerja.
Karena itu, ungkapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan. Mantan menteri agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan doa dan penghormatan terakhirnya melalui media sosial.
“Selamat jalan dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan, Pak Murdaya Poo,” tulisnya.
Mendorong kesetaraan dan inklusi berbangsa
Selanjutnya, ia juga mengenang kiprah almarhum dalam perjuangan melahirkan Undang-Undang Kewarganegaraan serta Undang-Undang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Disebutnya, Murdaya merupakan salah satu tokoh yang mendorong kesetaraan dan inklusi dalam kehidupan berbangsa.
“Saya masih ingat momen kebersamaan pada 2020 saat bersama Pak Murdaya, Pak Suhadi, dan umat Parisadha Buddha Dharma NSI membahas pentingnya UU tersebut. Kita ingin memastikan bahwa tak ada lagi istilah ‘warga keturunan’ dan semua yang menjadi WNI sejak lahir adalah bagian utuh dari bangsa ini,” kenang Lukman Hakim untuk Murdaya Poo yang meninggal dunia.
Profil Murdaya Poo
Kini, pengusaha kawakan yang dikenal sebagai pemilik Pondok Indah Mall (PIM) dan pengembang Jakarta International Expo (JIExpo) menghembuskan napas terakhir pada usia 79 tahun setelah berjuang melawan komplikasi penyakit serta kanker yang dideritanya.

Disebut beberapa kalangan, kepergian Murdaya menjadi kehilangan besar, tidak hanya bagi dunia usaha, tetapi juga masyarakat Indonesia, mengingat kontribusi besar yang ia berikan dalam pembangunan kawasan perdagangan dan pusat konvensi di tanah air.
Diketahui, Murdaya Poo lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 12 Januari 1946. Ia dikenal sebagai sosok yang memulai segalanya dari bawah. Awalnya, Murdaya bekerja sebagai penjual koran sebelum akhirnya terjun ke dunia konstruksi dengan mendirikan perusahaan kontraktor pada tahun 1972.
Lalu, langkah besarnya dimulai saat ia mendirikan Central Cipta Murdaya Group pada tahun 1992, sebuah perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti teknik, teknologi informasi, manufaktur, baja, agribisnis, hingga properti.
Kemudian, salah satu karya besarnya ialah pengembangan JIExpo, yang kini menjadi salah satu pusat konvensi terbesar dan tersibuk di Jakarta. Selain itu, Murdaya juga memiliki kepemilikan saham yang signifikan di PT Metropolitan Kentjana Tbk., pengembang properti yang terkenal dengan proyek prestisius seperti Pondok Indah Mall (PIM).
Diketahui, sejak dibuka pada tahun 1991, Pondok Indah Mall telah tumbuh menjadi ikon pusat perbelanjaan modern di Indonesia. Kini, kompleks tersebut terdiri dari beberapa bagian, yakni PIM 1, PIM 2, PIM 3, dan Street Gallery, yang menjadikannya salah satu kawasan komersial paling ramai di Jakarta.
Kehidupan pribadi
Di tahun 1971, Murdaya menikah dengan Siti Hartati Murdaya. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat orang anak, yakni Pajna Murdaya, Metra Murdaya, Uppeicha Murdaya, dan Karuna Murdaya.
Di samping di dunia bisnis, Murdaya juga sempat aktif di dunia organisasi pergerakan, kemasyarakatan dan politik. Pada tahun 1998, ia bergabung dengan sebuah partai politik dan bahkan dipercaya menjabat sebagai bendahara serta ketua cabang partai. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Kecintaannya kepada organisasi semisal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), membuat dia banyak mendukung perjalanan pergerakan tersebut. Termasuk pernah menjadi Dewan Kehormatan DPP Persatuan Alumni (PA) GMNI.
Kekayaan fantastis
Berdasarkan data dari majalah Forbes Indonesia tahun 2024, Murdaya Poo berada di peringkat ke-45 dalam daftar orang terkaya di Indonesia, dengan estimasi kekayaan mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,6 triliun.
Harta kekayaan tersebut berasal dari portofolio bisnis yang luas, meliputi sektor properti premium, industri kelapa sawit, kayu lapis, manufaktur, hingga teknologi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Ya, Murdaya Widyawimarta Poo akan selalu dikenang sebagai sosok visioner dan pionir dalam industri properti dan pusat perbelanjaan Indonesia. Kiprahnya membawa transformasi besar dalam wajah perniagaan modern di tanah air. Juga di bidang organisasi pergerakan, kemasyarakatan, politik, maupun sosial keagamaan. (P-me)