Tonton Youtube BP

Pendidikan tinggi bukan lagi jaminan mendapatkan pekerjaan

Armin Mandika
5 Oct 2025 18:20
Kesra 0 47
2 minutes reading

PRIORITAS, 5/10/25 (Jakarta): Pendidikan tinggi menjanjikan tiket menuju kemakmuran bagi kaum muda Asia. Namun demikian, tawaran lama itu kini sudah tidak berlaku.

Saat ini tantangan yang melingkupi para generasi muda Asia ialah kesulitan mendapat pekerjaan. Memiliki pendidikan tinggi dan lulus dari sekolah-sekolah terbaik tidak menjamin jalan menuju masa depan cerah akan mudah.

Cho Sang-hun, penduduk Seoul, Korea Selatan, berusia 25 tahun. Masa depannya saat ini bergulir di kolom-kolom lowongan pekerjaan yang tak berujung. Ketidakpastian mengaburkan pencarian kariernya, seperti yang dialami jutaan anak muda di seluruh Asia.

Bahkan Choi telah melalui berbagai tantangan mulai dari lulus dari sekolah elit, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang tak henti-hentinya, hingga serangkaian magang. Namun ia masih menyebut dirinya second-hand rookie atau pemula berpengalaman.

“Generasi orang tua kami dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan konglomerat besar jika mereka lulus universitas, terlepas dari apakah mereka memiliki pengalaman sebelumnya atau tidak,” ungkap Cho, dikutip dari SCMP, Sabtu (4/10/25) dan dilansir dari detik.com.

Kondisi Cho dirasakan oleh banyak anak muda di seluruh Asia, di mana kelelahan yang semakin meningkat memaksa mereka untuk melakukan perhitungan antar generasi. Dalam hal ini, apakah janji bahwa kerja keras dan pendidikan tinggi menjamin kehidupan yang lebih baik telah kehilangan maknanya.

Saat ini di Korea Selatan, muncul istilah geunyang swim atau baru saja beristirahat, menggambarkan anak muda yang tidak sedang belajar maupun mencari pekerjaan. Di Jepang, ada satori sedai atau generasi tercerahkan, yang melepaskan ambisi materi demi kepuasan sederhana. Sedangkan di China, ada tang ping (lying flat/hidup santai), istilah populer untuk generasi yang menolak mengikuti persaingan ketat.

Sejumlah kritikus menepis tren ini sebagai bukti kemalasan. Namun pengamat lain bersikeras bahwa sesuatu yang lebih mendalam sedang terjadi, yakni kemunduran perlahan dan rasional dari sistem yang menuntut semakin banyak tetapi menawarkan semakin sedikit, di tengah melonjaknya biaya hidup, jaminan kerja yang tidak menentu, dan kelelahan. (P-*r/am)

 

 

 

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x