32.6 C
Jakarta
Thursday, August 14, 2025

    Pemerintah AS tekor pendapatan Rp.4.770 Triliun

    Terkait

    PRIORITAS, 14/8/25 (Washington): Pendapatan pemerintah Amerika Serikat tekor mencapai US$ 291 miliar (Rp 4.770 triliun) akibat defisit. Hal ini terjadi karena pengeluaran justru lebih banyak daripada pendapatan negara.

    Dalam data terbaru, defisit untuk bulan Juli 2025 naik 19% atau US$ 47 miliar dibandingkan bulan Juli 2024. Penerimaan untuk bulan tersebut hanya tumbuh 2% atau US$ 8 miliar, menjadi US$ 338 miliar.

    Sedangkan pengeluaran melonjak 10%, atau US$ 56 miliar, menjadi US$ 630 miliar, sehingga terjadi defisit sekitar US$ 291 miliar lebih.

    Ini menjadi rekor defisit tertinggi untuk bulan tersebut, demikian CNBC Indonesia seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Kamis (14/8/25).

    Sebenarnya bulan Juli tahun 2025 ini memiliki hari kerja yang lebih sedikit daripada tahun lalu.

    Departemen Keuangan menyatakan jika disesuaikan dengan perbedaan tersebut, penerimaan akan meningkat sekitar US$ 20 miliar, menghasilkan defisit sekitar US$ 271 miliar.

    Penerimaan bea cukai bersih pada bulan Juli tumbuh menjadi sekitar US$ 27,7 miliar dari sekitar US$ 7,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, karena tarif yang lebih tinggi yang diberlakukan Trump.

    Ini sebagian besar sejalan dengan peningkatan penerimaan bea cukai bulan Juni, setelah pertumbuhan yang stabil sejak April.

    Kenaikan harga barang

    Data indeks harga konsumen pada hari Selasa waktu setempat menunjukkan kenaikan untuk beberapa barang, yang sensitif terhadap tarif seperti furnitur, alas kaki, dan suku cadang mobil. Namun hal itu diimbangi harga BBM bensin yang lebih rendah, sehingga memunculkan defisit.

    Trump sebelumnya telah mempromosikan miliaran dolar yang mengalir ke kas AS dari tarifnya. Tetapi bea tersebut dibayarkan perusahaan yang mengimpor barang, dengan beberapa biaya sering kali dibebankan kepada konsumen dalam bentuk harga lebih tinggi.

    Selama 10 bulan pertama tahun fiskal, total bea cukai mencapai US$ 135,7 miliar. Angka ini naik US$ 73 miliar, atau 116%, dari periode yang sama tahun sebelumnya.

    Direktur makroekonomi di Laboratorium Anggaran Universitas Yale, Ken Matheny, mengatakan tidak jelas seberapa jauh pendapatan tarif bulanan akan tumbuh.

    Tarif yang diterapkan yang diukur dengan bea cukai, dibagi dengan nilai impor barang masih sekitar 10%, lebih rendah dari tarif rata-rata saat ini sekitar 18% berdasarkan pengumuman terbaru.

    “Saya menduga angka-angka ini menunjukkan kepada kita bahwa ada saldo impor yang cukup besar di mana bea belum diakui,” kata Matheny, menambahkan ini bisa menyebabkan lonjakan besar sementara dalam bea.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini