PRIORITAS, 8/6/25 (Vatikan): Paus Leo XIV mengritik tren politik nasionalis global, pada Misa Minggu di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Ia menyerukan agar Tuhan “membuka perbatasan, meruntuhkan tembok, dan menghapus kebencian”.
“Tidak ada ruang untuk prasangka, zona ‘keamanan’ yang memisahkan kita dari tetangga, atau pola pikir eksklusi yang sayangnya kini muncul dalam nasionalisme politik,” kata Paus Leo dalam khotbahnya, dikutip dari Reuters, Minggu (8/6/25).
Bangku utama Misa yang dihadiri puluhan ribu jemaah itu menampilkan Paus asal Amerika Serikat (AS) pertama yang menyuarakan penolakan terhadap nasionalisme dan dukungan kuat terhadap migran dan persatuan global.
Tuntut inklusivitas global
Lahir di Chicago, AS, dan pernah bertugas di Peru, Paus Leo XIV menegaskan nilai-nilai kebersamaan dan kewajiban menghormati martabat setiap manusia tanpa memandang status migrasi .
Rekaman pidato juga memuat kutipan dari mendiang Paus Fransiskus yang mengutuk praktek “membangun tembok, bukan jembatan” — kalimat yang kini dihidupkan kembali oleh Paus Leo XIV sebagai penolak perpecahan sosial.
Vatikan menyoroti konsistensi vokasi sosial ini hingga membuat Paus Leo XIV memang mengambil alih warisan Paus Fransiskus dalam isu migrasi, hak asasi, dan solidaritas global.
Umat dan pemimpin dunia meresponsnya dengan tegas. Sejumlah pemimpin negara menilai pernyataan Paus Leo XIV sebagai ancaman bagi narasi nasionalisme keras, sementara organisasi kemanusiaan mendukung ajakan inklusif tersebut. (P-Khalied Malvino)