Tonton Youtube BP

Paus Leo serukan Lebanon harus bangkit jadi rumah keadilan

Jeffry Wuisan
2 Dec 2025 22:57
3 minutes reading

PRIORITAS, 2/12/25 (Beirut): Paus Leo XIV menyerukan negara Lebanon yang masih dilanda peperangan,  harus bangkit dan menjadi rumah keadilan serta persaudaraan.

Hal tersebut dikemukakan Paus Leo saat merayakan Misa untuk sekitar 150.000 orang di Waterfront Beirut di Lebanon, pada 2 Desember 2025.

Lebanon masih diwarnai eskalasi perang sejak tahun 2024 antara Hizbullah dan Israel serta pertikaian internal. Karena itu Paus Leo mendesak Lebanon untuk bangkit dari kekerasan dan perpecahan.

“Lebanon, bangkitlah. Jadilah rumah keadilan dan persaudaraan. Jadilah tanda perdamaian yang profetik bagi seluruh Levant,” ujarnya, seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Selasa (2/12/25).

Liturgi tersebut menutup hari terakhir kunjungan Paus ke negara yang dilanda kelumpuhan politik, kejatuhan ekonomi, dan ketidakstabilan yang berkepanjangan.

Waterfront sendiri memiliki makna simbolis. Dibangun di atas tanah reklamasi dari laut dengan puing-puing dari pusat kota Beirut, yang hancur akibat perang saudara. Kawasan ini telah menjadi simbol kehilangan sekaligus rekonstruksi.

Dalam homilinya, Paus Leo berbicara tentang pujian, harapan, keindahan, dan tanggung jawab, menyerukan persatuan di tengah perpecahan nasional.

Ia mengakui beban yang dipikul rakyat Lebanon dan mengatakan pujian menjadi sulit “ketika hidup dibebani kesulitan.”

Lebanon, tambahnya, telah mengalami “banyak masalah” dan “situasi sulit” yang membuat orang-orang merasa tak berdaya.

Paus mendesak negara itu untuk menemukan kembali rasa syukur. Lebanon, katanya, adalah “penerima keindahan yang langka,” meskipun keindahan itu seringkali tertutupi oleh penderitaan.

Negara ini juga, kata Paus, menjadi saksi bagaimana kejahatan, dalam berbagai bentuknya, dapat mengaburkan keindahan ini.

Paus Leo XIV memberkati ratusan ribu orang yang hadir dalam misa di Waterfront Beirut, Lebanon.(pontifex)

Cahaya kecil

Dari ruang terbuka pesisir, Paus Leo mengenang gambaran-gambaran Alkitab tentang Lebanon.

Ia kemudian menunjuk pada luka-luka bangsa itu seperti kemiskinan, ketidakstabilan politik, keruntuhan ekonomi, dan ketakutan yang muncul kembali setelah konflik.

Ia menyebutkan doanya sebelumnya di pelabuhan Beirut, lokasi ledakan tahun 2020, dan menghubungkan kunjungan tersebut dengan trauma nasional yang lebih luas.

Paus mengajak umat Lebanon untuk mencari cahaya-cahaya kecil yang bersinar di tengah malam.

Yesus, katanya, bersyukur bukan atas tanda-tanda yang luar biasa, melainkan atas iman dan kerendahan hati “orang-orang kecil”.

Ia berbicara tentang “tanda-tanda kecil harapan” yang ditemukan dalam keluarga, paroki, komunitas religius, dan umat awam yang tetap berdedikasi pada pelayanan dan Injil. Cahaya-cahaya ini, katanya, menjanjikan kelahiran kembali.

Impian Lebanon bersatu

Seperti dilaporkan Catholic News Agency, Paus  Leo juga mendesak Lebanon untuk tidak menyerah pada “logika kekerasan” atau “penyembahan uang”.

Paus Leo meminta seluruh rakyat Lebanon untuk bekerja sama. “Setiap orang harus melakukan bagiannya,” ujarnya. Ia menyerukan “impian Lebanon yang bersatu” di mana perdamaian dan keadilan berjaya dan di mana semua orang saling mengakui sebagai saudara dan saudari.

Di akhir Misa, Paus menyampaikan doa spontan untuk perdamaian di kawasan dan dunia, sambil mengajak umat Kristen di Levant untuk menjadi perajin perdamaian, pewarta perdamaian, dan saksi perdamaian.

Dalam sambutan duka, Paus mengenang peristiwa ledakan hebat di pelabuhan Beirut 4 Agustus 2020, yang menimbulkan lebih dari 200 korban jiwa dan lebih 6.000 orang mengalami luka-luka. Tragedi tersebut juga menyebabkan ratusan ribu orang di sekitarnya kehilangan tempat tinggal.

Ia memuji ketangguhan rakyat Lebanon.  “Kalian sekuat pohon aras yang menghiasi pegunungan kalian yang indah, dan seindah pohon zaitun yang tumbuh di dataran, di selatan, dan dekat laut”, katanya.

Paus juga menyapa wilayah-wilayah di negara yang tidak dapat dikunjunginya dan mengulangi seruannya untuk perdamaian.

“Semoga serangan dan permusuhan berhenti,” ujarnya. “Perjuangan bersenjata tidak bermanfaat. Senjata itu mematikan. Negosiasi, mediasi, dan dialog bersifat konstruktif.”

Ia mendesak semua orang untuk memilih perdamaian “sebagai jalan, bukan sekadar tujuan.””

Setelah Misa, Paus berangkat ke Bandara Internasional Beirut untuk upacara perpisahan bersama presiden Lebanon.

Sore hari Paus Leo pulang ke Vatikan dengan pesawat khusus, setelah melakukan kunjungan apostolik pertamanya ke luar negeri selama enam hari di Turki dan Lebanon. (P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x