PRIORITAS, 2/1/25 (Jakarta): Paus Fransiskus baru-baru ini kembali menegaskan seruannya untuk pemimpin dunia agar membatalkan utang negara-negara miskin dan menghentikan perang. Ini adalah bagian dari seruan moral dan etis yang sudah lama dia sampaikan dalam berbagai kesempatan, dan mencerminkan kepeduliannya terhadap kesenjangan ekonomi global, kemiskinan, dan dampak perang terhadap kehidupan manusia.
Paus Fransiskus pada Rabu (1/1) mendesak para pemimpin dunia untuk membatalkan utang negara-negara miskin, menurut laporan dari kantor berita resmi Vatikan.
Berbicara setelah doa tradisional Angelus pada Hari Tahun Baru, Paus mengatakan: “Saya mendorong para pemimpin negara dengan tradisi Kristen untuk memberikan teladan dengan membatalkan atau secara signifikan mengurangi utang negara-negara termiskin.”
”Tidak ada negara atau rakyat yang seharusnya dihancurkan oleh beban utang,” sambungnya.
Paus Fransiskus menyoroti bahwa banyak negara berkembang dan negara miskin saat ini terperangkap dalam lingkaran utang yang tak terbayar. Utang-utang ini menghambat kemampuan negara-negara tersebut untuk memperbaiki kualitas hidup warganya dan membiayai kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Paus menekankan bahwa utang eksternal yang tidak adil seringkali menjadi beban berat bagi negara-negara miskin, dan menyarankan agar negara-negara kaya dan lembaga internasional memberikan penangguhan atau pembatalan utang. Hal ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi negara-negara miskin untuk fokus pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyatnya.
Sisi lain, Paus Fransiskus juga terus-menerus menyerukan agar perang dan kekerasan dihentikan. Dengan konflik-konflik yang terus berlangsung di berbagai belahan dunia, seperti di Ukraina, Timur Tengah, dan Afrika, Paus mengingatkan bahwa perang membawa penderitaan luar biasa bagi orang-orang biasa dan menyebabkan kerusakan yang sangat besar baik secara sosial maupun ekonomi.
Dia menekankan bahwa perang hanya menghasilkan kematian dan kehancuran, dan tidak ada kemenangan yang sesungguhnya dalam perang. Paus mendorong para pemimpin dunia untuk menanggalkan egoisme politik dan memilih jalan perdamaian dan dialog sebagai solusi bagi konflik-konflik global.
Seruan Paus Fransiskus untuk membatalkan utang dan menghentikan perang juga merupakan panggilan bagi kepemimpinan global yang lebih berfokus pada kemanusiaan. Dalam banyak pidato dan pernyataan publik, Paus menekankan pentingnya para pemimpin dunia untuk mendengarkan suara mereka yang paling terpinggirkan dan terdampak oleh kebijakan ekonomi atau keputusan politik yang diambil.
Paus mengajak dunia untuk tidak hanya melihat ekonomi dalam aspek angka atau keuntungan, tetapi juga dalam aspek nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan perang, Paus menganggap bahwa perdamaian dan keadilan sosial harus menjadi dasar dari setiap kebijakan internasional.
Ia berkata: “Marilah kita berdoa untuk pengakhiran semua pertempuran dan agar ada fokus yang tegas pada perdamaian dan rekonsiliasi. Pikiran saya tertuju pada Ukraina yang dilanda perang, Gaza, Israel, Myanmar, Kivu Utara, dan banyak lagi tempat lainnya yang tengah dilanda konflik.”
“Saudara-saudari, perang menghancurkan. Selalu menghancurkan! Perang selalu menjadi sebuah kekalahan. Selalu. Saya menyampaikan penghargaan mendalam kepada semua pihak yang berjuang untuk perdamaian,” ucap Paus. (P-bwl)