Tonton Youtube BP

Pasokan minim, cabai merah di Batam terus meroket, tembus Rp110 Ribu / kg

Deky Geruh
23 Oct 2025 12:18
Daerah 0
3 minutes reading

PRIORITAS, 23/10/25 (Batam-Kepri) : Warga mengeluhkan lonjakan harga cabai merah di Pasar Summerland Batubesar, dan beberapa lainnya Batam, terus melambung. Terkini, komoditas itu menembus angka Rp110 ribu per kilogram.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam menyebutkan, tingginya harga cabai dipicu mahalnya jual dari daerah penghasil di luar Kepulauan Riau (Kepri) serta terbatasnya pasokan yang masuk.

Kepala DKPP Kota Batam, Mardanis, mengatakan kenaikan harga cabai bukan semata terjadi di Batam. Daerah penghasil utama seperti Jawa, Sumatera Barat, hingga Aceh pun saat ini tengah mengalami lonjakan harga.

“Di Jakarta maupun Padang saja, yang merupakan daerah penghasil, harga cabai sudah Rp 75 ribu per kilogram. Jadi wajar kalau sampai di Batam bisa di atas Rp100 ribu karena harus dikirim lewat kapal dan pesawat,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, biaya transportasi dan logistik menjadi salah satu faktor utama yang mendorong harga cabai di Batam melonjak tinggi. Selain itu, hasil panen di sejumlah daerah penghasil juga menurun karena tanaman cabai banyak terserang penyakit.

“Banyak petani yang mencabut tanaman karena rusak atau gagal panen, sehingga pasokan dari daerah penghasil pun terbatas,” jelasnya.

Untuk menekan harga dan mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah, Pemko Batam menyiapkan dua strategi utama. Pertama, mendorong peningkatan produksi cabai lokal.

“Kami sudah menanam cabai di beberapa lokasi. Saat ini belum panen, tapi sebagian lahan diperkirakan mulai panen November mendatang,” ujar Mardanis.

Kedua, Pemko Batam menjalin kerja sama antar daerah, khususnya dengan wilayah di Sumatera, agar pasokan cabai bisa lebih stabil.

“Kami ingin ada sinergi dengan daerah penghasil, supaya harga tidak melonjak terlalu tinggi di pasaran,” tambahnya.

Warga mulai Mengeluh

Di sisi lain, tingginya harga cabai merah ini mulai dikeluhkan kalangan ibu rumah tangga. “Kok, naik cabe. Lebih baik tidak usah makan cabe,” kata seorang ibu bernama Ida.

Mardanis menuturkan, saat ini Batam baru memiliki sekitar 15 hektare lahan cabai yang dikelola petani binaan DKPP. Dari luas tersebut, diperkirakan hasil panen bisa mencapai setengah ton per hari.

“Idealnya Batam memiliki sekitar 50 hektare lahan cabai untuk memenuhi kebutuhan harian sekitar 15 ton. Jadi memang masih jauh dari cukup,” ujarnya.

Sebagai bagian dari program ketahanan pangan, DKPP juga melibatkan ribuan ibu rumah tangga dalam gerakan menanam cabai di pekarangan.

“Kami sudah melatih sekitar 3.000 ibu-ibu untuk menanam cabai sendiri di rumah. Harapannya, ini bisa membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah,” kata Mardanis.

Ia berharap masyarakat tetap tenang menghadapi fluktuasi harga cabai. Pemerintah, katanya, terus berupaya menjaga ketersediaan pangan dan menekan harga melalui berbagai langkah strategis.

“Kondisi ini bersifat sementara. Mudah-mudahan begitu cabai lokal panen, harga bisa turun,” pungkasnya.(P-Jeff K)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x