PRIORITAS, 14/8/25 (Jakarta): Bahlil Lahadalia bergerak cepat. Golkar yang sempat dianggap lamban kini menatap Pemilu 2029 dengan strategi penuh taring politik, sekaligus membuktikan arah baru partai yang ia pimpin.
Langkahnya ini tak luput dari perhatian pengamat politik. Banyak yang menilai, paradigma baru Golkar kini mencerminkan dua hal sekaligus: pembaharuan dan kesinambungan.
“Kalau kita baca paradigma Golkar, ada dua aspek penting, yakni pembaharuan dan kesinambungan. Aspek pembaruan ditunjukkan melalui perubahan struktur atau kelembagaan, sedangkan aspek kesinambungan berkaitan dengan konsistensi dan kekukuhan Golkar dalam menjalankan ideologi Pancasila serta doktrin karya dan kekayaan,” jelas Direktur Executive Partner Politik Indonesia (PPI), Abubakar Solissa, dikutip Kamis (14/8/25).
Dalam praktiknya, Bahlil tak main-main soal struktur partai. Ia menempatkan kader yang tidak hanya loyal, tetapi juga punya rekam jejak dan kapasitas politik yang mumpuni.
“Struktur kepengurusan Golkar saat ini diisi kader yang mumpuni, loyal, serta punya dedikasi dan komitmen kuat membangun partai,” tegas Solissa.
Rajin turun ke daerah
Selain menata internal, Bahlil rajin turun ke daerah untuk memperkuat konsolidasi dan membangun komunikasi dengan kader di berbagai tingkatan.
Langkah ini membuat banyak pihak memprediksi Golkar akan menjadi pemain kunci di Pemilu Legislatif 2029. Meski isu kudeta sempat mencuat, hal itu dianggap hanya gelombang kecil.
“Saya tidak melihat upaya kudeta itu sebagai ancaman serius. Sepengetahuan saya, kader Golkar se-Indonesia masih solid mendukung Pak Bahlil memimpin hingga 2029,” pungkasnya.
Kesadaran Bahlil jelas: kemenangan Golkar bukan hanya soal angka suara, tetapi soal membangun partai yang tangguh, adaptif, dan terstruktur.
Semua mata politik kini tertuju padanya—apakah strategi progresif ini akan menjadikan Golkar simbol stabilitas politik atau sekadar retorika menjelang kontestasi besar? (P-Khalied M)