Jakarta, 10/10/20 (SOLUSSInews.com) – Ternyata, aksi unjuk rasa menolak pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang seyogianya terpusat di Patung Kuda, MH Thamrin, DPR, dan Istana Negara pada Kamis (8/10/20) dimanfaatkan oleh sekelompok oknum massa untuk melakukan pengrusakan, pembakaran, dan bahkan ada salah satu ruko yang menjadi korban penjarahan.
Fatur, 23 tahun, salah satu penjaga kos-kosan di Komplek Ruko Maya Indah Kramat Raya, Senen Jakarta Pusat menuturkanm awal mula aksi massa membakar Halte Transjakarta Senen yang terjadi pada Kamis (8/10/20) sekitar pukul 21.00 – 21.30 WIB. Kemudian merembet dengan pengusakan dan penjarahan.
“Api berawal dari pembakaran Halte Transjakarta Senen. Kemudian merambat ke eks Bioskop Grand Senen, lalu menyambar ke area ruko sekitar sini,” ujar Fatur, Jumat (9/10/20).
Ia menyebutkan saat itu dirinya sedang berada di dalam ruko kos-kosan. Ia sengaja mengunci pintu depan ruko, sambil memantau dan berjaga-jaga takut apinya menyambar ke ruko yang dijaga.
“Saya sedang di dalam ruko. Sengaja saya kunci takut ada penjarahan. Saat kejadian kemarin malam perasaan saya ya takut ada api nyambar ke sini, juga takut massa masuk ke dalam ruko. Harapannya kalau ada demonstrasi lagi jangan ada pengrusakan karena merugikan kita semua,” tambah Fatur.
Sementara itu, Nasrawir salah satu karyawan penjaga Toko Buku Bintang di Kompleks Ruko Maya Indah Senen menyebutkan tokonya tidak sampai terbakar, namun ada bagian depan ruko yang harus dibersihkan pasca pembakaran dan aksi rusuh massa semalam.
“Disini gak ada yang terbakar. Ini lagi bersih-bersih. Harapannya kalau ada aksi unjuk rasa ya kita harap tetap damai-damai, jangan kejadian begini lagi. Disampaikan aspirasinya baik-baik jangan sampai rusuh,” kata Nasrawir.
Sudah kelewatan
Sedangkan, Among, 71, salah satu penghuni ruko Maya Indah menyebutkan dirinya amat kecewa terhadap tindakan sejumlah oknum massa yang melakukan pengrusakan dan pembakaran.
“Ini kelewatan. Kalau mau demo-demo aja, jangan pake rusuh. Inimah sama saja merusak. Kalau demo ya harus tertib, ikuti aturan saja demo di lokasi yang sudah ditentukan. Jangan malah membakar. Ini sama saja merusak dan merugikan orang lain. Ruko saya yang kena bagian atas tempat jemuran, di sini tempat tinggal usaha. Jadi intinya kalau mau demo silakan tapi jangan merusak. Kasihan kita yang gak salah jadi kena juga,” kata Among.
Sementara itu, Rio, 30m salah satu pengelola Toko Buku Pustaka Sandro menyebutkan saat karyawannya datang sekitar jam 23.30 WIB tokonya sudah dibobol oleh aksi anarki dari massa.
“Pas kita datang toko sudah dibobol sekitar jam setengah dua belas malam. Ini yang kejadian di tempat kita masuknya penjarahan. Kalau di ruko yang sebelah sana itu ikut kebakar, kalau kita dijarah, ini buku Al-Qur’an di rak hilang semua,” kata Rio.
Selain menjarah buku, para massa tersebut juga melakukan pencurian terhadap aset miliknya seperti sepeda motor, TV, komputer, dispenser.
“Hilang semua. Pintu rolling door saya juga dirusak. Perkiraan kerugian sekitar 100 jutaan. Awalnya gara-gara pembakaran halte, merembet ke sini, kemudian terjadi tindakan anarkis. Yang pasti massa banyak ada lebih dari 40 orang. CCTV saya ada, tapi mesin decodernya diambil, jadi bersih semua. Semua uang di laci juga habis,” tambah Rio.
Ia berharap agar kejadian serupa tidak kembali terjadi karena amat merugikan orang banyak termasuk dirinya yang juga meski memiliki usaha penjualan buku namun memiliki sejumlah utang.
“Harapannya jangan ada kejadian seperti ini lagi, kalau memang mau ada tuntutan diselesaikan dengan baik jangan anarkis. Karena kita sama-sama susah, kita disini juga banyak pinjaman ke bank. Apalagi saya juga mempekerjakan karyawan saya yang berjumlah 7 orang,” tandas Rio.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara menyebutkan semalam setidaknya ada 125 PPSU dan 300 petugas kebersihan. Sedangkan di Halte Transjakarta Senen tadi pihaknya mengerahkan 100 anggota PPSU, 35 unit damkar dengan jumlah 170 personil.
“Hari ini yang melakukan pembersihan di area sekitar Sudirman-Thamrin, dan Monas dipimpin langsung oleh Dinas Kebersihan, Dinas Bina Marga, dan Dinas Taman dan Hutan Kota,” ujar Bayu Meghantara. (S-BS/jr)