PRIORITAS, 22/2/25 (Istanbul) : Kondisi klinis pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus secara keseluruhan membaik saat ia berjuang melawan pneumonia. Paus masih dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari lalu. Namun sejumlah Kardinal mengakui ada kemungkinan Paus Fransiskus mengundurkan diri, jika ia mengalami kesulitan dalam melayani umat Katolik. Paus sendiri sudah mengakui menulis surat pengunduran diri dan diserahkan secara khusus ke pejabat Vatikan.
“Tidak diragukan lagi, jika ia berada dalam situasi di mana kemampuannya untuk melakukan kontak langsung—seperti yang ia sukai—untuk dapat berkomunikasi secara langsung, tajam dan tegas terganggu, maka saya yakin ia bisa memutuskan untuk mengundurkan diri,” kata Kardinal Gianfranco Ravasi, kata kepada radio Italia, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Antara, Sabtu (22/2/25).
Ia menegaskan semangat Paus untuk terus berjuang, tetapi mengakui kompleksitas masalah kesehatannya yang telah membuatnya dirawat di rumah sakit hingga kini. Kepala Negara Vatikan itu beberapa kali dirawat di rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir, hingga membuat publik berspekulasi tentang kemungkinan pengunduran dirinya.
Komentar Kardinal Ravasi ini, menanggapi pertanyaan apakah Fransiskus akan memutuskan mengikuti jejak Paus Benediktus XVI, jika ia sakit parah. Benediktus menjadi Paus pertama dalam 600 tahun yang mundur pada tahun 2013, saat ia merasa tidak memiliki kekuatan fisik untuk meneruskan kerasnya tugas kepausan.
Paus Fransiskus sebelumnya mengakui, pada bulan Desember, beberapa bulan setelah terpilih sebagai Paus tahun 2013, dia sudah memberikan surat pengunduran diri ke petinggi Vatikan. Surat itu dia buat untuk berjaga-jaga, jika suatu saat dirinya mengalami kondisi kesehatan parah yang membuatnya tak sadarkan diri dan tak mampu mengambil keputusan. “Ini bukan berarti bahwa Paus yang mengundurkan diri harus menjadi, katakanlah, kebiasaan, sesuatu yang normal,” kata Paus Fransiskus, saat dia berkunjung ke Republik Demokratik Kongo pada Februari beberapa tahun lalu.
Menurut Paus asal Argentina ini, dirinya yakin lembaga kepausan harus dijalankan seumur hidup. “Jika kita lebih percaya pada gosip, maka kita harus mengganti paus setiap enam bulan,” katanya.
Para kardinal mengakui pengunduran Paus Fransiskus berusia 88 tahun mungkin terjadi. Namun beberapa kardinal lain menyemangatinya dan menegaskan Gereja Katolik masih hidup dan sehat bahkan saat ia tidak ada.
Kardinal Jean-Marc Aveline, Uskup Agung Marseille, Prancis, mengakui etos kerja Paus Fransiskus sangat tinggi, sehingga tetap bekerja keras hingga jatuh sakit. Aveline berbicara di sebuah konferensi pers Vatikan tentang inisiatif perdamaian pemuda Mediterania bersama rekannya dari Barcelona, Kardinal Juan Josè Omella. Mereka dihujani pertanyaan tentang kesehatan Paus dan apakah mungkin memutuskan untuk mengundurkan diri jika ia tidak pulih sepenuhnya.
Meskipun demikian, Omella bersikeras kehidupan gereja tetap berjalan meskipun Fransiskus berada di rumah sakit. “Paus berganti, kita para uskup berganti, para pastor di paroki berganti, komunitas pun berganti. Namun, kereta terus melaju,” kata Omella.
Tidak mengancam jiwa
Tim medis menyatakan kondisi Paus Fransiskus tidak mengancam jiwa, meskipun pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu masih dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma, karena infeksi polimikroba. Salahsatu dokter yang mengawasi perawatan Paus, Profesor Sergio Alfieri, mengakui kondisi kesehatan Paus serius, tetapi tidak ada risiko langsung terhadap nyawanya. “Apakah ia sudah pulih dari bahaya? Belum. Tetapi jika pertanyaannya adalah ‘Apakah ia dalam ancaman kematian?’, jawabannya adalah ‘tidak,” jelas Alfieri.
Paus Fransiskus membutuhkan dukungan oksigen secara berkala, meskipun ia mampu bernapas sendiri dan makan tanpa bantuan. Kondisinya akan terus dipantau secara ketat dalam beberapa hari mendatang untuk menilai bagaimana tubuhnya merespons perawatan yang sedang berlangsung. Dokter menilai Paus Fransiskus akan tetap dirawat di rumah sakit setidaknya hingga minggu depan. Dan pihak Vatikan telah meminta doa untuk kesembuhannya.
Paus dirawat di rumah sakit setelah bronkitisnya memburuk. Dokter kemudian mendiagnosis timbulnya pneumonia di kedua paru-paru di samping bronkitis asma dan memintanya untuk istirahat total. Ini adalah keempat kalinya Paus dirawat di RS Gemelli. Pada 2021, Fransiskus menjalani operasi usus besar di rumah sakit tersebut. Ia juga pernah dirawat karena infeksi pernapasan pada 2023, dan meninggalkan rumah sakit setelah tiga hari. Ia kemudian dirawat di rumah sakit beberapa bulan kemudian, untuk menjalani operasi perut karena Hernia.
Paus Fransiskus memang rentan terhadap infeksi saluran pernapasan di musim dingin. Dokter yang merawatnya mengakui pneumonia pada pasien rapuh dan tua, dapat membuatnya rentan terhadap komplikasi, karena kesulitan mengeluarkan cairan dari paru-parunya secara efektif.
Uskup Agung Giuseppe Satriano dari Bari merasa sedih, karena Fransiskus sakit dan rumor tentang kondisinya beredar, tetapi yakin ia akan pulih. Ia ingat Fransiskus membuktikan para penentangnya salah ketika ia menyelesaikan perjalanan melelahkan ke empat negara di Asia termasuk Indonesia dan Australia, pada bulan September tahun lalu.
“Bahkan selama perjalanan panjang di Asia, Garda Swiss dan polisi lebih lelah daripada dia. Kami semua khawatir dia akan kembali dalam keadaan hancur,” tutur Satriano. “Tapi dia seorang pejuang, jadi saya pikir dia akan memenangkan pertempuran ini.” (P-Jeffry W)