28 C
Jakarta
Wednesday, April 30, 2025

    Panitia temukan sebanyak 50 pelaku lakukan kecurangan dan 10 “joki” dalam enam hari UTBK

    Terkait

    PRIORITAS, 29/4/25 (Jakarta): Selama enam hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengungkap adanya sedikitnya 50 peserta yang terlibat kecurangan dan 10 orang joki.

    “Jumlah peserta yang terlibat kurang lebih 50, jumlah jokinya kurang lebih 10 keterlibatan,” kata Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/4/25).

    Selain itu, Eduart mengungkapkan modus kecurangan lain yang melibatkan penggantian peserta ujian di ruang ujian, yang sering disebut dengan istilah “joki.”

    Eduart mengungkapkan, berbagai modus kecurangan ditemukan selama UTBK, antara lain penggunaan alat bantu seperti kamera tersembunyi di kacamata, mikrofon dan speaker yang disisipkan dalam alat bantu dengar, serta pemanfaatan perangkat lunak seperti aplikasi perekam layar dan remote desktop di komputer peserta.

    Ia juga menambahkan, dalam kasus penggunaan remote desktop, komputer peserta biasanya sudah dipasangi proxy, yang memungkinkan perangkat tersebut terhubung ke jaringan eksternal.

    Menyediakan metal detector

    Eduart menekankan hal ini telah diantisipasi oleh panitia UTBK di masing-masing lokasi dengan menyediakan pemindai metal atau metal detector. Namun, teknologi yang lebih canggih telah digunakan oleh para pelaku kecurangan, sehingga masih terdapat sejumlah modus kecurangan yang berhasil lolos.

    “Tentu di poin ini bisa saja terindikasi sudah ada di lokasi UTBK yang kita temukan ada keterlibatan orang dalam,” tuturnya.

    Eduart menjelaskan, berbagai cara digunakan untuk menyampaikan jawaban kepada peserta yang berada di dalam ruang ujian, dengan sejumlah metode yang berbeda-beda.

    “Jadi, pesertanya sedang ada dalam ruang ujian. Kemudian dipasangkan alat di badan peserta sebagai receiver dan juga transmitter untuk komunikasi transfer jawaban. Jadi si peserta ini tetap mengoperasikan PC-nya dengan jawaban yang dikirim dari luar,” imbuhnya.

    Pemalsuan foto peserta

    Dalam praktik ini, dia menyebutkan, ada pemalsuan foto peserta, serta dokumen seperti surat keterangan Kelas XII dan ijazah, yang memungkinkan joki untuk menggantikan peserta asli dan mengikuti ujian.

    “Ini yang menarik, jaringan perjokian lintas provinsi. Jadi bisa saja kasus didapatkan (di salah satu lokasi UTBK), setelah dilacak, komunikasi yang terbangun itu dari kota ini, kota ini, dan kota ini,” ujar Eduart.

    Dia mewakili panitia menyatakan kekecewaannya terhadap kejadian ini, karena pelaksanaan UTBK seharusnya didasarkan pada kepercayaan kepada seluruh peserta didik di Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

    Untuk itu, dia menyampaikan, panitia di setiap lokasi UTBK telah berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melanjutkan proses hukum terkait hal ini, meskipun belum ada keputusan mengenai sanksi yang tepat bagi para pelaku untuk memberikan efek jera.

    Eduart juga mengimbau kepada semua peserta dan orang tua peserta untuk tetap menjalani seluruh tahapan SNPMB 2025 dengan jujur dan menghindari segala bentuk kecurangan yang dapat merusak integritas ujian ini.

    “Andaikan semua peserta itu sepakat untuk menggunakan cara-cara yang jujur dan berintegritas kan tidak perlu lah hal-hal seperti ini,” imbuh Eduart Wolok. (P-*r/Zamir A)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini