Jakarta, 6/11/20 (SOLUSSInews.com) – Fakta menunjukkan pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan perekonomian global, menyebabkan berdampak terhadap peningkatan pengangguran di Indonesia. Tak main-main, pengangguran di Indonesia pada Agustus 2020 menembus jadi 9,77 orang, naik 2,67 juta dari setahun sebelumnya.
Sementara, pekerja paruh waktu bertambah 4,23 juta orang dan pekerja yang setengah penganggur bertambah 4,83 juta orang. Adapun pekerja penuh menurun dengan penurunan sebanyak 9,46 juta orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan, faktor global hal ini telah diantisipasi dengan sejumlah strategi, seperti penerapan Kartu Prakerja yang telah mencapai Gelombang 11 dan menghimpun sekitar 5,6 juta orang.
“Pemerintah juga telah menerapkan program Kartu Prakerja dan melakukan reformasi regulasi melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, untuk meningkatkan investasi dan juga menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Airlangga, dalam Keterangan Pers terkait Pertumbuhan Ekonomi, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (5/11/20) kemarin.
Selain itu, tutur Airlangga, agar strategi pemulihan ekonomi berjalan dengan baik, pemerintah juga telah menyiapkan Program Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
Meningkatkan efektivitas belanja pemerintah
Airlangga menambahkan, pemerintah menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan dan pemulihan ekonomi, di antaranya dengan meningkatkan efektivitas belanja pemerintah melalui Program PEN, dan meningkatkan arus permodalan (capital inflow) yang berpotensi meningkatkan investasi.
“Kami juga mendorong ekspor utama Indonesia dengan memanfaatkan perbaikan harga komoditas, seperti kelapa sawit dan batu bara, di pasar internasional. Untuk kelapa sawit sendiri yang mendorong sektor pertanian meningkat,” ujar Menko Airlangga.
Pemerintah menegaskan, Indonesia telah berhasil melewati titik terendah (rock bottom) dalam perekonomiannya. Hal ini tergambar dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2020 yang meski masih terkontraksi -3,49 persen secara year on year (yoy), tetapi membaik dibandingkan kondisi triwulan II-2020 yang terkontraksi mencapai -5,32 persen.
Secara quarter to quarter (qtq) atau dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya, ekonomi Indonesia juga tumbuh tinggi di angka 5,05 persen. Kondisi tersebut sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang mulai terlihat di triwulan III-2020.
Perbaikan kondisi ekonomi pada triwulan III ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan secara intensif dalam upaya Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Intervensi pemerintah dalam penanganan kesehatan telah mendorong kepercayaan yang kemudian meningkatkan aktivitas masyarakat.
“Begitu pun intervensi pemerintah melalui program-program pemulihan ekonomi yang ditujukan untuk menahan laju penurunan kinerja ekonomi, yang berhasil menggerakkan konsumsi masyarakat dan investasi swasta,” kata Airlangga Hartarto. (S-CNBC/jr)