33.4 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

    Paket proyek BWSS III, perbaikan sungai di Kota Palu pasca tsunami akan jadi waterfront city

    Terkait

    PRIORITAS, 31/8/24, (Palu): Pasca bencana gempa tsunami, likuifaksi yang memporak porandakan kota Palu (28/9/18) enam tahun lampau. Dampak dari itu pemerintah lewat BWSS III Sulawesi Tengah Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melakukan perbaikan sungai diwilayah kota Palu yang bermuara di Teluk Palu.

    Paket proyek dengan nama River Improvement in Palu City Area ( Downstream of Palu River considering Tsunami Countermeasures, Ngia River, Kawatuna River) yang bermuara sungai Palu. Bagian muara inilah sepanjang total 1.600 meter masing-masing terbagi 800 meter sisi kiri dan 800 meter sisi kanan akan ditata sebagai Waterfront City

    PPK Sungai dan Pantai 1, SNVT PJSA Sulteng, BWS Sulawesi III Palu Hariady Indra Mantong, S.T., M. Sc megatakan paket ini adalah countermeasure likuifaksi (penanggulanan likuifaksi) dan maaf bukan pengendali banjir jika melihat desain yang ada justru nantinya juga akan ditata sebagai salah satu landscape yang mencerminkan Kota Palu sebagai Waterfront City.

    “Proyek ini tujuannya untuk untuk penanggulangan tsunami sungai yang berada wilayah kota Palu (Hilir Sungai Palu, Sungai Ngia, Sungai Kawatuna) bermuara ke Teluk Palu dan maaf bukan pengendali banjir, sebab pengendali banjir itu berada di hulu. Karena letak berada dimuara untuk itu yang dikerjakan saat ini bagian dari muara” kata Hariady Indra Mantong, S.T., M. Sc kepada Prioritas, Jumat (30/8/24)

    Panjang paket proyek ini kata Hariadi, 1.600 meter terbagi sisi kiri sungai 800 meter dan sisi kanan 800 meter. Namanya sungai ketika curah hujan tinggi sudah pasti tak bisa dibendung dan akan meluap. Untuk itu pihaknya juga akan buat disebelah kiri kanan muara sungai Palu drainase untuk pembuangan jika debet air sungai meluap. Kemudian paket proyek ini juga dari segi estetika butuh sebuah landmark yang membanggakan dan dapat mempercantik wajah Kota Palu dan itu ada permintaan Walikota Palu, termasuk menata lapangan yang ada di kampung Lere.

    M fajar Wijaya Proyek Manajer (PM) kontraktor penyedia PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS) mengatakan proyek yang mereka kerjakan adalah paket proyek countermeasure likuifaksi (penanggulanan likuifaksi) bukan paket proyek pengendali banjir. Sebab yang dikerjakan dibagian muara sungai sepanjang 1.600 meter, masing-masing terbagj sisi kiri sungai sepanjang 800 meter dan sisi kiri sungai 800 meter progres saat ini sudah mencapai 40,12%.

    Dikatakan paket proyek ini bukanlah pengendali banjir kota Palu. Kalau pengendali banjir kok berada di muara sungai. Dan sesuai kontrak pelaksaan paket proyek ini sebenarnya berakhir Agustus 2024. Namun dalam pelaksanaan terjadi kendala selain curah hujan tinggi terjadinya banjir juga hal lain diluar perencanaan sehingga dilakukan perpanjangan waktu hingga Juli 2025.

    “Kendala saat kita lakukan pancang, sangat sulit sebab didasar sungai terdapat bronjong dan itu menyulitkan pekerjaan terutama mata boring. Terpaksa harus gunakan alat berat dikeruk dibongkar bagian dasar sungai guna memudahkan pekerjaan pancang dan juga menghindari pata mata booring. Pekerjaan inilah membuat harus ada perpanjangan waktu” kata M Fajar Wijaya kepada Prioritas Jumat (30/8/2024).

    Begitupun di katakan Raisuli Sapara konsultan pengawas PT Yachiyo Engineering Co, Ltd and Associated. Salah satu kendala dikedalaman tanah kita pernah mendapatkan mobil kemungkinan korban tsunami sebelumnya, saat dilakukan boring. Kemudian lakukan penggalian di jalur pancang agar tidak ada ditemukan bronjong dan lain-lain yang menghalangi. Pemasangan guide beam. ( pengarah tiang pancang ) agar tetap di jalurnya. Dilakukan pre boring

    “Proyek ini dikerjakan dalam pengawasan standar guna menjaga kualitas sesuai spesifikasi standar, semua matreal digunakan seperti tiang pancang pracetak standar SNI 1154-2016 Standad Prestress bersertifikat produksi PT Cakrindo Mas. Saat ini progres proyek mencapai 40,12%, dan sesuai kontrak akan berakhir Agustus 2024. Namun ada perpanjangan kontrak hingga Juli 2025” kata Raisuli Sapara kepada Prioritas Jumat (30/8/2024)

    Menurut Raisuli Sapara sejumlah kendala terjadi dilapangan yang menghambat pekerjaan termasuk curah hujan tinggi meluapnya sungai Palu namun pihak kontraktor tetap mengupayakan agar masa perpanjangan waktu hingga Agustus 2025 bisa selesai.

    Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Dedi Yudha Lesmana ST,MT mengatakan Pekerjaan Pengendali Banjir Sungai Palu dibangun untuk mengatasi banjir di sungai palu yang berdampak terhadap masyarakat khususnya di Daerah Lere, sekaligus melindungi Huntap Lere.

    “Sisi lainnya nantinya selain pembangunan pengendali banjir berupa revetmen atau tanggul penahan banjir, akan dibangun juga pendestrian dan pengendali banjir tersebut nantinya berkonsep waterfront City yang akan mempercantik kota Palu, dimana akan dibangun juga landscape, jalan orang/pendestrian serta ruang terbuka hijau yang didalamnya ada menara pandang” kata Dedi Yudha Lesmana ST, MT kepada Prioritas Jumat (30/8/2024).

    Lanjut Dedi, diharapkan Landscape dan RTH ini dapat dijadikan tempat masyarakat kota Palu untuk berkumpul, bersosialisasi, mengadakan event-event sekaligus menikmati pemandangan Sungai dan Muara Pantai yang membentang Teluk Palu.

    “Di dalam RTH itu juga dibangun Kolam Retensi yang berfungsi menampung limpasan air hujan maupun air sungai yg melimpas sehingga diharapkan dapat mereduksi dan mengatasi banjir di sungai palu” ujar Dedi Yudha Lesmana. (P/Elk)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini