PRIORITAS, 18/7/25 (New York): Sejumlah orang kaya di dunia makin untung, karena harga mata uang kripto, Bitcoin (BTC), menggila dalam sepekan terakhir.
Dalam pasar kripto, harga 1 bitcoin melonjak tajam hingga mencetak rekor tertinggi baru di level US$122.838 atau sekitar Rp2 miliar.
Nilai ini melonjak hampir 100% dibandingkan posisi pada Juli tahun lalu.
Dalam waktu singkat, kapitalisasi pasar Bitcoin sempat menembus US$2,4 triliun atau sekitar Rp39,12 kuadriliun. Ini menjadikan Bitcoin sebagai aset kelima paling bernilai di dunia, melampaui Amazon.
Seperti dikutip Beritaprioritas.com dari CNBC Indonesia, hari Jumat (18/7/25), kenaikan ini terjadi di tengah antusiasme investor menyambut apa yang disebut Komite Jasa Keuangan DPR AS sebagai “Pekan Kripto.”
Ada tiga rancangan undang-undang terkait regulasi bagi aset digital di AS, ternyata ikut mendorong naiknya nilai mata uang digital tersebut di dunia.
Rancangan itu adalah CLARITY Act, Anti-CBDC Surveillance State Act, dan GENIUS Act.
Menurut Pemimpin Mayoritas DPR AS, Steve Scalise, ketiga beleid itu mendukung agenda presiden yang pro-pertumbuhan dan pro-bisnis.
Ekspektasi ini ikut mendorong imbal hasil besar bagi para pemegang Bitcoin.
Harga koin tersebut bahkan melampaui penguatan pasar saham secara keseluruhan, yang juga mendekati rekor tertinggi dan naik hampir 12% dibanding tahun lalu.
Dampak kenaikan harga Bitcoin, juga mempengaruhi kenaikan pendapatan sejumlah miliarder, yang ikut berinvestasi pada mata uang kripto (Crypto Currency)
Menurut estimasi Forbes, berikut beberapa miliarder yang bertambah untung, karena lonjakan harga Bitcoin. Sebaliknya, orang terkaya di dunia kripto, Changpeng Zhao, tak banyak diuntungkan, karena ternyata ia tak memiliki banyak Bitcoin secara langsung.
Michael Saylor.
Jumlah kekayaan US$11,2 miliar, ketambahan US$6,8 miliar.
Saylor dikenal sebagai tokoh yang sangat optimistis terhadap Bitcoin, dengan investasi besar melalui MicroStrategy dan akun pribadinya. MicroStrategy kini memiliki 601.550 BTC, senilai hampir US$74 miliar.
Antara 7-13 Juli, perusahaannya kembali membeli 4.225 BTC dengan harga rata-rata US$111.827 per koin.
Saylor juga pernah mengungkapkan dirinya secara pribadi memegang 17.732 BTC yang dibeli seharga US$175 juta pada 2020. Dengan begitu, kekayaannya kini ditaksir sekitar US$11,2 miliar atau setara Rp182,56 triliun.
Brian Armstrong
Jumlah kekayaan US$16,4 miliar. Ketambahan US$5,2 miliar
CEO Coinbase ini terus menjual sahamnya secara bertahap hingga 2025 lewat skema perdagangan otomatis. Namun, ia masih memegang sekitar 19% saham Coinbase, yang turut melonjak seiring naiknya harga Bitcoin.
Tyler dan Cameron Winklevoss
Masing-masing punya kekayaan bernilai US$4,2 miliar. Bertambah US$3,7 miliar
Keduanya diketahui memiliki 28.288 BTC, yang kini bernilai sekitar US$3,5 miliar.
Pada Juni lalu, mereka mendonasikan 15,47 BTC masing-masing kepada kampanye Donald Trump, sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan kripto pemerintahan Biden.
Mike Novogratz
Jumlah kekayaan US$4,9 miliar. Bertambah US$2,4 miliar
Novogratz adalah investor awal Bitcoin dan pendiri sekaligus CEO Galaxy Digital Holdings, perusahaan investasi kripto yang tercatat di Bursa Toronto.
Ia mulai membeli Bitcoin sejak 2013 dan memiliki portofolio luas di sektor kripto.
Fred Ehrsam
Nilai kekayaan US$4,2 miliar. Bertambah US$1,1 miliar
Ehrsam adalah salah satu pendiri Coinbase yang kini fokus pada Paradigm, perusahaan investasi kripto dengan dana kelolaan lebih dari US$8 miliar.
Ia masih duduk di dewan Coinbase dan memiliki 4% saham, yang naik 81% dalam setahun terakhir.
Tim Draper
Nilai kekayaan US$3,6 miliar. Dan bertambah US$1,6 miliar
Draper merupakan mitra pendiri perusahaan modal ventura Draper Fisher Jurvetson dan investor awal Bitcoin.
Pada 2014, ia membeli 29.656 Bitcoin hasil sitaan dari pasar gelap Silk Road, yang kini nilainya lebih dari US$3,6 miliar.(P-Jeffry W)