PRIORITAS, 2/5/26 (Jakarta): Per 1 Juni 2025, seluruh operator SPBU di Indonesia—Pertamina, Shell, BP-AKR, dan Vivo—secara serentak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi. Penurunan ini berkisar antara Rp200 hingga Rp600 per liter dibandingkan harga pada Mei 2025, memberikan kabar baik bagi konsumen di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.
Untuk harga BBM di SPBU Pertamina wilayah Jakarta, dikutip dari laman resminya di Jakarta, Senin, terpantau sebagai berikut:
Pertalite: Rp10.000 per liter;
Solar Subsidi: Rp6.800 per liter;
Pertamax: Rp12.100 per liter;
Pertamax Turbo: Rp13.050 per liter;
Pertamax Green: Rp12.800 per liter;
Dexlite: Rp12.740 per liter; dan
Pertamina Dex: Rp13.200 per liter.
Sementara itu, harga BBM di SPBU Shell juga mengalami penurunan apabila dibandingkan Mei 2025, kecuali BBM jenis V-Power Diesel yang mengalami peningkatan. Adapun rincian harga BBM di SPBU Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:
Super: Rp12.370 per liter;
V-Power: Rp12.840 per liter;
V-Power Diesel: Rp13.250 per liter; serta
V-Power Nitro+: Rp13.070 per liter.
Selanjutnya, harga BBM di SPBU BP juga mengalami penurunan pada Juni 2025 apabila dibandingkan dengan Mei 2025. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU BP:
BP Ultimate: Rp12.840 per liter;
BP 92: Rp12.370 per liter; dan
BP Ultimate Diesel: Rp13.250 per liter.
Selaras dengan yang lainnya, harga BBM di SPBU Vivo juga mengalami penurunan pada Juni 2025 apabila dibandingkan dengan Mei 2025. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:
Revvo 90: Rp12.260 per liter;
Revvo 92: Rp12.340 per liter;
Revvo 95: Rp12.810 per liter; serta
Diesel Primus Plus: Rp13.210 per liter.
Dengan penurunan harga ini, konsumen memiliki lebih banyak pilihan BBM yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka. Pertamina menawarkan harga paling kompetitif untuk RON 92, sementara Vivo menjadi pilihan ekonomis untuk RON 90. Shell dan BP-AKR juga menyesuaikan harga mereka, memberikan alternatif bagi konsumen yang mencari BBM dengan oktan lebih tinggi atau diesel berkualitas.
Penyesuaian harga ini mencerminkan dinamika pasar dan upaya operator SPBU untuk tetap kompetitif serta mendukung mobilitas masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau. (P-bwl)