PRIORITAS, 6/4/25 (Jakarta): Menjaga soliditas dan keesaan anggota Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) agar tidak tercerai-berai pasca-pelaksanan Muyawarah Perwakilan Anggota (MPA) yang diagendakan berlangsung 11-12 April 2025, di Anjungan Sulut TMII, Olly Dondokambey, salah satu figure yang banyak diusulkan oleh stakeholder KKK (Roong, Taranak, dan Fungsional) untuk memimpin organisasi kemasyarakatan Sulawesi Utara di perantauan yang populer disebut “K3” itu, menyampaikan harapannya agar untuk pemilihan pengurusnya dilakukan dengan musyawarah dan mufakat.
”Mengingat KKK merupakan organisasi berbasis budaya, proses pemilihan pemimpinnya sebaiknya dilakukan melalui musyawarah mufakat, bukan melalui mekanisme voting,” ujar Gubernur Sulut periode 2016-2025 ini singkat, saat diminta harapannya oleh sejumlah tokoh masyarakat Sulut anggota KKK, beberapa waktu lalu.
Klarifikasi Ayub Junus
Sebelumnya, sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai kesediaan mantan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey (OD), untuk dicalonkan sebagai Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK), seorang sahabat dari komunitas Kawanua menghubungi Ayub Junus untuk mengklarifikasi kebenaran kabar tersebut. Hal ini muncul setelah beredarnya anggapan pernyataan tersebut berasal dari dirinya.
Menanggapi hal tersebut, Ayub menegaskan, ia sudah tidak terlibat lagi dalam organisasi KKK sejak keluarnya putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) beberapa waktu lalu, dan tidak memiliki niat untuk kembali terlibat dalam kegiatan organisasi tersebut.
“Sudah cukup dengan keterlibatan saya di KKK pada masa lalu. Saat ini saya memilih fokus pada tugas sebagai perwakilan negara asing (Konsul Jenderal Kehormatan Latvia) dan pada pelayanan misioner sinodal di salah satu gereja utama di Indonesia, serta kegiatan usaha di Bali dan di Jakarta,” ujar Ayub.
Ia menjelaskan, isu tentang kesediaan OD sebagai calon Ketua Umum KKK perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesan seolah-olah nama beliau dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
Dukungan mengalir ke OD
Menurut Ayub, sejak akhir Maret 2025, beberapa tokoh Kawanua telah secara terbuka menyampaikan dukungan dan usulan atas nama OD sebagai calon Ketua Umum KKK. Usulan ini antara lain disampaikan oleh Sdr. Dolfie Rompas, seorang tokoh muda Kawanua, yang pada 27 Maret mengusulkan sejumlah nama kandidat, termasuk OD. Usulan serupa juga datang dari tokoh-tokoh senior seperti Bapak Philip Pantouw dan Bapak Max Willar. Bahkan Bapak Willy Rawung menggagas kepemimpinan KKK yang mendukung konsep “Ke-Minahasa-an Menuju Indonesia Emas 2024”, dengan mengusulkan Bapak Olly Dondokambey sebagai Ketua Umum dan Bapak Hashim Djojohadikusumo sebagai Ketua Dewan Pembina KKK.
Melihat berkembangnya aspirasi tersebut, Ayub dihubungi oleh beberapa rekan lama dari lingkungan KKK untuk bertemu pada hari Kamis, 3 April 2025, di salah satu restoran di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Ayub diminta menyampaikan langsung kepada OD terkait usulan yang berkembang dan meminta klarifikasi atas hal tersebut.
Ayub, dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Umum ALUMANDO—organisasi alumni SMA Negeri Manado di Jakarta di mana OD menjabat sebagai Ketua Umum—memiliki akses langsung kepada beliau. Dalam percakapan singkat pada pukul 18.41 WIB di hari yang sama, Ayub menyampaikan kepada OD bahwa namanya tengah ramai disebut sebagai calon Ketua Umum KKK. OD menjawab bahwa ia telah mengetahui hal tersebut dan menegaskan bahwa saat ini dirinya memiliki banyak kesibukan lain. Namun, apabila ada usulan dari para stakeholder, maka proses tersebut sebaiknya dilakukan melalui musyawarah mufakat, bukan melalui mekanisme voting, mengingat KKK merupakan organisasi berbasis budaya.
“Perlu saya tekankan bahwa beliau hanya merespons wacana yang berkembang dan tidak pernah menyatakan mencalonkan diri. Ada perbedaan yang jelas antara mengajukan diri sendiri dan diusulkan oleh komunitas,” jelas Ayub.
Ia juga menanggapi tudingan bahwa dirinya adalah pihak yang mengusulkan nama OD sebagai calon Ketua Umum KKK.
“Saya tidak pernah mengusulkan nama Bapak Olly Dondokambey, seperti yang ditudingkan oleh beberapa pihak. Yang sebenarnya terjadi adalah, nama beliau diusulkan oleh para tokoh dan senior Kawanua, yang menilai pengalaman beliau sebagai Gubernur dan akses beliau di tingkat nasional dapat membawa manfaat besar bagi komunitas Kawanua dan organisasi KKK. Jika potensi ini tidak dilihat dan dimanfaatkan oleh Kawanua dan KKK, tentu akan sangat disayangkan. Para senior menyampaikan pertanyaan mendasar: siapa lagi yang saat ini memiliki kapasitas untuk membawa Kawanua dan KKK aktif di panggung nasional, jika bukan Bapak Olly Dondokambey?”
“Saya pribadi menghormati dan mengamini pemikiran para senior tersebut. Namun pada akhirnya, semua keputusan kembali kepada kesadaran dan pertimbangan kolektif dari seluruh pihak yang terlibat dalam MPA KKK 2025. Sedangkan untuk saya sendiri, saya telah menutup bab keterlibatan dalam organisasi KKK dan kini memilih untuk fokus pada tugas serta tanggung jawab lainnya, khususnya sebagai perwakilan negara asing yang telah dipercayakan oleh negara Latvia selama 18 tahun terakhir ini,” demikian Ayub Junus. (P-bwl)