31.7 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

    ‘Oh my GOD’ !!! Di Afrika, gajah mulai disembelih dan dimakan karena kelaparan

    Terkait

    PRIORITAS, 24/9/24 (Jakarta): Terjadinya secara berkepanjangan musim kemarau di Afrika Selatan sepanjang tahun 2024 telah menghanguskan tanaman pangan dan mengancam ketahanan pangan bagi jutaan orang.

    Dilaporkan, kekeringan tersebut sebagian besar disebabkan oleh El Niño yang sedang berlangsung, dan mengubah pola curah hujan selama musim tanam.

    Berdasarkan data para peneliti di Climate Hazards Center (CHC) di University of California, Santa Barbara, dari akhir Januari hingga pertengahan Maret, sebagian wilayah Afrika Selatan menerima setengah atau kurang dari curah hujan biasanya.

    Disebutkan, kekeringan yang disebabkan oleh El Nino telah memusnahkan tanaman pangan di Afrika bagian selatan, dan berdampak pada 68 juta orang serta menyebabkan kekurangan pangan di seluruh wilayah tersebut.

    Membantai gajah liar

    Akibatnya, sebagian negara di bagian Afrika Selatan yakni Zimbabwe dan Namibia, telah mengumumkan rencana untuk membantai ratusan gajah liar dan hewan lainnya untuk memberi makan penduduk yang dilanda kelaparan di tengah kondisi kekeringan parah di negara-negara Afrika bagian selatan.

    Dari Zimbabwe dilaporkan, pada pekan lalu, mereka akan mengizinkan pembunuhan 200 gajah sehingga dagingnya dapat didistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan. Sementara di Namibia, pembunuhan lebih dari 700 hewan liar termasuk 83 gajah sedang berlangsung sebagai bagian dari rencana yang diumumkan pada tiga minggu lalu.

    Seperti dilansir dari Reuters, Tinashe Farawo, juru bicara Otoritas Pengelolaan Taman Nasional dan Satwa Liar Zimbabwe, mengatakan izin akan dikeluarkan di masyarakat yang membutuhkan untuk berburu gajah dan lembaga tersebut juga akan membunuh sebagian dari jatah keseluruhan 200 hewan.

    “Kami akan mulai memusnahkan segera setelah kami selesai mengeluarkan izin,” ujar Farawo seperti dilansir CNBCIndonesia.com.

    Populasi gajah Zimbabwe menjadi tidak berkelanjutan

    Disebutkan juga, gajah-gajah tersebut akan diambil dari daerah yang populasinya tidak berkelanjutan, menurut Farawo.

    Selanjutnya, perburuan akan dilakukan di daerah seperti Taman Nasional Hwange di wilayah barat negara yang gersang, tempat persaingan antara manusia dan satwa liar untuk mendapatkan makanan dan air semakin ketat karena meningkatnya suhu membuat sumber daya semakin langka.

    “Hwange memiliki lebih dari 45.000 gajah, tetapi sekarang hanya mampu menampung 15.000 ekor,” ujar Farawo.

    Tercatat, populasi keseluruhan negara itu yang berjumlah sekitar 100.000 ekor gajah, yakni, dua kali lipat dari yang dapat ditampung taman nasional negara itu, kata pejabat taman.

    Gaja mati karena kekeringan

    Sementara itu, fenomena cuaca El Niño telah memperburuk situasi, dengan badan taman pada bulan Desember mengatakan, lebih dari 100 gajah mati karena kekeringan. Lebih banyak hewan dapat mati karena kehausan dan kelaparan dalam beberapa minggu mendatang karena negara itu memasuki periode terpanas tahun ini, ujar Farawo.

    Lantas, Menteri Lingkungan Hidup Zimbabwe, Sithembiso Nyoni mengatakan kepada Parlemen minggu lalu, ia telah memberikan lampu hijau untuk program pemusnahan tersebut.

    “Memang Zimbabwe memiliki lebih banyak gajah daripada yang kita butuhkan, lebih banyak gajah daripada yang dapat ditampung oleh kehutanan kita,” ujar Nyoni.

    Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah sedang mempersiapkan “untuk melakukan seperti yang telah dilakukan Namibia sehingga kita dapat memusnahkan gajah-gajah tersebut dan memobilisasi para perempuan untuk mengeringkan dagingnya, mengemasnya, dan memastikan bahwa daging tersebut sampai ke beberapa komunitas yang membutuhkan protein.”

    Pemusnahan gajah Namibia untuk mengurangi konflik manusia-satwa liar

    Pada bulan lalu, Pemerintah Namibia menyetujui pemusnahan 723 hewan, termasuk 83 gajah, 30 kuda nil, 60 kerbau, 50 impala, 300 zebra, dan 100 eland, dan masih banyak lagi.

    Dilaporkan, hewan-hewan tersebut akan diambil dari lima taman nasional Namibia, tempat pemerintah juga berupaya mengurangi jumlah gajah di tengah konflik antara manusia dan satwa liar.

    Dikatakan, dengan kekeringan yang parah, konflik manusia-satwa liar dapat meningkat karena sumber daya menjadi langka. Tahun lalu Zimbabwe kehilangan 50 orang karena serangan gajah.

    Selanjutnya, negara yang dipuji atas upaya konservasi dan peningkatan populasi gajahnya ini telah melobi Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) PBB untuk membuka kembali perdagangan gading dan gajah hidup. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -

    Terkini