Napak Tilas Permesta, mengenang “64 tahun Perdamaian Malenos”: Permesta bukan pemberontak

PRIORITAS, 5/4/25 (Minahasa, Sulut): Sebanyak 80 pelaku Permesta dan generasi penerus pada Jumat (4/4/25) kemarin melakukan Napak Tilas Permesta untuk mengenang sejarah 64 Tahun Perdamaian Malenos.

Napak Tilas yang diprakarsai oleh pelaku Permesta Phil Sulu dan Philep Pantouw (generasi penerus).

Rombongan Napak Tilas Permesta. (Beritaprioritas.com)

Read Also

“80 Tahun Polemik Kebudayaan”

20 May 2025

Mereka antara lain melakukan ziarah ke makam Komando Daerah Militer Sulawesi Utara Tengah, Kolonel Inf DJ Somba di Desa Lahendong, Tugu Perdamaian Malenos di Amurang, makam Permesta di Desa Senduk.

Selanjutnya, di sore hari para pelaku Permesta dan generasi penerus melanjutkan dengan “forum bacirita” di Desa Woloan.

Menghapus stigma 

Read Also

Mayoritas kota besar di Indonesia diguyur hujan ringan disertai petir

04 Jan 2025

Dalam “forum bacirita” tersebut, para pelaku Permesta menceritakan kisah nyata ketika itu. Menurut Phil Sulu dan Philep Pantouw, maksud dari Napak Tilas ini untuk menghapus stigma bahwa Permesta bukan pemberontak.

Tugu Perdamaian Malenos, di Amurang, Minahasa Selatan. (Beritaprioritas.com)

Ini karena, dalam perdamaian Malenos, TNI dan Aprev Permesta salah satu poin yang disampaikan oleh Panglima Kodam XIII Merdeka, Kolonel Inf DJ Somba dinyatakan demi keselamatan dan kesentosaan bangsa Indonesia, rakyat dan daerah Sulawesi Utara dan Tengah, khususnya persengketaan tersebut perlu segera dihentikan.

Kolonel Somba juga menyatakan mulai tanggal 4 April 1961: “kami dengan seluruh pasukan dan rakyat Permesta yang berada dalam lingkungan pimpinan telah kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.

Selanjutnya, Phil Sulu dan Ile Pantouw menyatakan, perdamaian itu bukan karena Permesta menyerah atau kalah dalam perjuangannya. Para pelaku permesta yang ikut antara lain, Alex Pangemanan,89, Lefrandt Kumontoy, 90, Jotje Sumarandak, 89, Christian Pangaila,87, Om Rempas, 87, Rudy Polii, 83, Yulius Supit, 82, Beslar, 86, Deki Kumaat, 84, Simon Wowor, 84, dan Adrian Lantang, 87. Sedang dari generasi penerus antara lain Wempie Fredrik, Elisa Regar, Ferry Rende, Adi Palit, Renata Ticonuwu, Denny Rompas, Frangky Maramis, Ronny Monginsidi dan Lendy Sumolang. (P-Adi P)