26.2 C
Jakarta
Friday, February 21, 2025

    Musik keroncong di Indonesia kini semakin beragam dan digemari anak muda

    Terkait

    PRIORITAS, 18/2/25 (Jakarta): Bambang Hery Santoso, seorang musisi keroncong, menyoroti bagaimana musik keroncong berkembang di era saat ini. Menurutnya, variasi dalam musik keroncong di Indonesia semakin beragam, baik dari segi aransemen maupun pola permainannya.

    Sebelumnya, muncul unggahan yang menyatakan Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan, semua stasiun televisi untuk menayangkan musik keroncong setiap pagi sebagai wujud cinta terhadap Tanah Air.

    Menurut Bambang, generasi muda saat ini lebih cenderung mengeksplorasi hal-hal baru.

    “Proses pengulikan musik merupakan bentuk perkembangan yang lebih signifikan,” ucapanya dalam wawancara bersama RRI, Senin (18/2/25) malam.

    Ia merasa bersyukur atas kepercayaan luar biasa yang diberikan kepadanya untuk menjadi kurator musik di Solo Keroncong Festival selama hampir tiga tahun.

    “Perkembangan musik keroncong era sekarang sangat luar biasa, proses pengenalan musik keroncong kepada anak muda dengan metode memperkenalkan keroncong asli, lalu kemudian, mempelajari cara bermain alat musiknya, hingga mengkolaborasikan dengan musik yang mereka sukai”, ucap Bambang.

    Pakem-Stanbul-Layang

    Dalam mempelajari musik keroncong, terdapat tiga format utama, yaitu pakem, stambul, dan layang. Ketiganya menjadi struktur dasar dalam komposisi yang tidak dapat diubah.

    “Sesuai dengan pakem yang berlaku. Tidak bisa diubah lagi, karena struktur dan komposisinya sudah bagus,” ujarnya.

    Bambang mengatakan, generasi muda saat ini memiliki kreativitas tinggi dalam menggabungkan musik keroncong dengan musik modern. Mereka menggunakan alat musik favorit mereka untuk menyatukan kedua genre tersebut, menghasilkan karya terbaik. (P-Zamir)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini