Oleh Dini Puspita Ramadhani*)
Apakah kamu pernah terlalu termotivasi hingga justru kehilangan semangat? Motivasi sering dianggap sebagai kunci keberhasilan. Namun, apakah mungkin bahwa dorongan semangat yang berlebihan justru dapat menyebabkan kelelahan mental dan kehilangan gairah? Fenomena ini dikenal sebagai demotivasi akibat motivasi yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kapasitas individu.
Memahami demotivasi: Ketika semangat menjadi beban
Demotivasi adalah kondisi di mana seseorang kehilangan semangat dan motivasi untuk melakukan aktivitas yang sebelumnya dianggap penting atau menyenangkan. Demotivasi dapat muncul ketika individu merasa tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terutama jika tujuan tersebut terlalu tinggi atau tidak realistis.
Demotivasi bukan sekadar rasa malas, melainkan kondisi psikologis yang kompleks yang dapat menghambat produktivitas dan kesejahteraan mental seseorang.
Overjustification effect
Salah satu konsep psikologis yang relevan adalah overjustification effect, di mana pemberian penghargaan eksternal untuk aktivitas yang sebelumnya dilakukan karena motivasi intrinsik dapat mengurangi minat individu terhadap aktivitas tersebut. Studi oleh Deci dan Ryan menunjukkan bahwa ketika seseorang diberi insentif untuk melakukan tugas yang sebelumnya dilakukan karena kesenangan pribadi, motivasi intrinsik mereka dapat menurun.
Hal ini menunjukkan ketika seseorang diberi hadiah atau apresiasi untuk melakukan tugas yang merupakan awalnya karena kesenangan pribadi, motivasinya akan menurun. Sama halnya ketika kamu mendapat pujian atas tugas atau karyamu yang belum selesai, maka ada kemungkinan motivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut menurun.
Dampak motivasi berlebihan pada kesehatan mental
Motivasi yang berlebihan, terutama yang tidak sesuai dengan kapasitas individu, dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Persona menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecemasan dan motivasi belajar; semakin tinggi kecemasan, semakin rendah motivasi belajar seseorang.
Saat kamu menerima motivasi yang melewati kapasitas dirimu, hal ini cenderung menimbulkan stress dan rasa cemas dengan pikiran terpenuhi atau tidaknya dorongan itu.
Strategi mengatasi demotivasi
Demotivasi bukan akhir dari segalanya. Justru, dengan strategi yang tepat, seseorang bisa bangkit dan kembali menemukan semangatnya. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat membantu mengatasi demotivasi, terutama yang dipicu oleh motivasi berlebihan atau tidak realistis:
1. Refleksi diri dan evaluasi target
Langkah pertama adalah menyadari bahwa motivasi yang berlebihan bisa menimbulkan tekanan. Luangkan waktu untuk merefleksikan tujuan-tujuan yang sedang dikejar: Apakah tujuan tersebut realistis? Apakah itu berasal dari keinginan pribadi atau tekanan eksternal?
Kamu bisa mencoba metode memecah tujuan yang lebih besar menjadi target yang lebih kecil agar dapat dicapai tanpa merasa terlalu banyak. Melalui target-target kecil yang dipenuhi satu persatu, kamu bisa mencapai tujuan besar.
2. Berhenti membandingkan diri
Salah satu sumber demotivasi adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, terutama di media sosial. Ingat bahwa setiap orang memiliki waktu dan jalur pencapaiannya masing-masing.
3. Atur ulang ekspektasi dan berani berkata tidak
Kadang, kita termotivasi karena dorongan ingin menyenangkan orang lain—guru, orang tua, atasan, atau teman. Belajar berkata “tidak” terhadap ekspektasi yang tidak sehat sangat penting untuk menjaga kestabilan mental.
4. Fokus pada motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri, seperti rasa ingin tahu atau kepuasan pribadi saat menyelesaikan sesuatu. Bandingkan dengan motivasi ekstrinsik seperti pujian atau uang. Mengembalikan fokus ke motivasi intrinsik bisa membantu memulihkan makna dari aktivitas yang kita jalani.
Menurut Deci & Ryan (1985), dalam teori Self-Determination Theory, manusia akan lebih termotivasi ketika memiliki otonomi, kompetensi, dan keterhubungan sosial. Menumbuhkan ketiganya akan memperkuat motivasi yang sehat.
5. Bangun kebiasaan kecil dan konsisten
Konsistensi lebih penting daripada dorongan semangat yang sesaat. Membangun kebiasaan kecil seperti menulis jurnal harian, mengatur waktu kerja, atau meluangkan 10 menit untuk refleksi bisa menjadi awal dari rutinitas yang produktif dan menyenangkan.
6. Jaga keseimbangan hidup (Work-life balance)
Stres yang tak tertangani karena beban ambisi dapat menjadi pemicu demotivasi. Pastikan Anda memberi ruang untuk istirahat, hobi, dan kegiatan sosial yang menyenangkan agar tidak merasa jenuh atau terbebani secara emosional.
7. Cari dukungan sosial atau profesional
Berbagi perasaan dengan orang terpercaya bisa mengurangi beban mental. Jika perlu, jangan ragu untuk mencari bantuan psikolog. Seperti yang dijelaskan dalam artikel dari Psikologi UMA, profesional dapat membantu seseorang memahami akar demotivasi dan memberikan intervensi yang sesuai.
Penutup
Mengatasi demotivasi memerlukan kesabaran, kesadaran diri, dan strategi yang konsisten. Semangat yang terlalu tinggi tanpa pertimbangan bisa menjadi jebakan. Maka, kenali dirimu, beri ruang untuk gagal, dan temukan kembali alasan awal mengapa kamu memulai. ***
*) Penulis adalah mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta.