33.1 C
Jakarta
Friday, July 18, 2025

    Milisi Iran diduga serang ladang minyak AS dan Norwegia di Irak

    Terkait

    PRIORITAS, 18/7/25 (Baghdad): Milisi pemberontak yang didukung Iran diduga kuat sebagai pelaku serangan terhadap sejumlah ladang minyak di Irak termasuk yang dikelola Amerika Serikat dan Norwegia.

    Dalam tiga hari terakhir, pesawat tanpa awak (drone) menyerang ladang minyak di wilayah semi-otonom Kurdi utara Irak.

    Serangan terbaru ini, telah menyebabkan penutupan beberapa fasilitas minyak di Irak Utara.

    Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, sehingga makin memperburuk ketegangan antara pemerintah pusat di Baghdad dan otoritas Kurdi.

    Pemerintah daerah Kurdi menuduh Pasukan Mobilisasi Populer, koalisi milisi sekutu Iran, sebagai pelaku yang melakukan serangan pesawat tak berawak tersebut.

    Kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran secara berkala menyerang pangkalan-pangkalan AS di Irak dan Suriah.  Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Jumat (18/7/25).

    Selama perang Israel-Iran bulan Juni 2025 lalu, beberapa dari mereka mengancam akan menyerang kepentingan dan pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut jika Washington terlibat dalam perang tersebut.

    Meski begitu, militer Irak mmebantah hal itu dan mengatakan tuduhan tersebut dikeluarkan tanpa bukti.

    Militer Irak juga mengatakan tuduhan itu dapat memberikan pembenaran kepada pihak-pihak yang bermusuhan untuk merusak stabilitas Irak.

    Sebabkan kerusakan

    Departemen antiterorisme wilayah Kurdi mengatakan dua pesawat tak berawak menyerang ladang minyak di distrik Zakho, menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban luka.

    DNO ASA, perusahaan minyak dan gas Norwegia yang mengelola ladang tersebut, mengatakan operasinya dihentikan sementara.

    Tangki penyimpanan kecil di Tawke dan peralatan pemrosesan permukaan di Peshkabir meledak akibat serangan itu.

    Walaupun tidak ada korban luka, namun terjadi kerusakan.

    Kementerian Sumber Daya Alam wilayah Kurdi, mengatakan serangan itu dimaksudkan “untuk mengganggu perekonomian wilayah Kurdistan.

    Serangan itu mengancam keselamatan pegawai sipil di sektor energi. Karena itu, mereka meminta otoritas federal untuk turun tangan guna menghentikannya.

    Pakar industri minyak Irak, Hamza al-Jawahiri, mengatakan penargetan ladang-ladang minyak di wilayah Kurdi, tidak akan memengaruhi harga minyak global.

    Saat ini produksi minyak di Irak selatan, cukup untuk mengompensasi kekurangan akibat adanya serangan ke sejumlah kilang minyak

    Ladang-ladang di Irak utara yang terkena serangan rata-rata memproduksi sekitar 500.000 barel per hari.

    Al-Jawahiri mengatakan pihak yang paling dirugikan adalah perusahaan operator ladang tersebut, karena mereka bekerja berdasarkan kontrak kemitraan.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini