
PRIORITAS, 8/12/25 (Jakarta): Mikroplastik dapur makin sering ditemukan dalam aktivitas harian, mulai dari memasak, menyeduh minuman, hingga menyimpan makanan.
Berbagai riset menunjukkan partikel mikro ini dapat masuk ke tubuh dan menumpuk di jaringan, memicu peradangan hingga meningkatkan risiko gangguan jantung.
Penelitian terbaru pada Februari 2025 mengonfirmasi bahwa mikroplastik tidak hanya bergerak melalui udara, makanan, atau minuman, tetapi juga dapat mengendap di organ penting.
Partikel yang sangat kecil ini mampu melewati sistem filtrasi tubuh dan memicu proses inflamasi berkepanjangan.
Setiap tahun manusia diperkirakan menghirup hingga 22 juta partikel mikro dan nanoplastik.
Paparannya perlahan meningkat seiring intensitas penggunaan bahan plastik dalam aktivitas domestik, terutama di area dapur—ruang yang paling sering bersentuhan dengan panas, tekanan, dan gesekan.
Berbagai studi juga menunjukkan hubungan antara mikroplastik dan kerusakan sel, penurunan fungsi paru serta hati, hingga potensi kanker pada hewan uji.
Dalam kondisi ekstrem, partikel yang menumpuk di pembuluh darah dapat meningkatkan kemungkinan kematian mendadak akibat gangguan kardiovaskular.
Sumber paparan di dapur ternyata sangat beragam. Peralatan masak antilengket dapat melepaskan jutaan serpihan halus ketika lapisannya retak atau tergores.
Wadah plastik untuk makanan ikut menyumbang kontaminasi ketika terkena panas, seperti saat dipakai menyimpan hidangan panas atau digunakan dalam microwave.
Alat makan plastik sekali pakai juga ikut berperan, terutama ketika digunakan untuk makanan bersuhu tinggi.
Bahkan kantong teh berbahan polypropylene terbukti dapat melepas miliaran partikel mikroplastik saat bertemu air mendidih.
Kemasan rempah-rempah dalam plastik pun tak kalah bermasalah. Partikel dapat menempel pada bumbu dan ikut terbawa saat digunakan.
Sedotan plastik juga diketahui menjadi salah satu penyumbang mikro dan nanoplastik, baik bagi tubuh maupun lingkungan.
Sekitar 8 juta ton plastik masih berakhir di laut setiap tahun, memperpanjang siklus paparan bagi manusia dan ekosistem.
Kaleng makanan yang menggunakan lapisan pelindung berbahan akrilik atau epoksi poliester juga dapat melepaskan mikroplastik saat bersentuhan dengan makanan tertentu.
Meskipun beberapa produsen telah meninggalkan lapisan berbahan BPA, material pengganti tetap menunjukkan potensi kontaminasi.
Untuk mengurangi paparan, langkah sederhana di dapur sebenarnya sudah cukup membantu.
Beralih ke peralatan masak berbahan stainless steel, besi cor, atau kayu dapat mengurangi risiko pelepasan partikel. Wadah penyimpanan makanan sebaiknya menggunakan kaca atau keramik, terutama untuk hidangan panas.
Untuk teh, penggunaan daun teh lepas dengan saringan logam menjadi opsi yang jauh lebih aman dibandingkan kantong teh plastik.
Rempah-rempah dapat dibeli dalam botol kaca atau kemasan isi ulang bebas plastik. Sedotan logam, bambu, atau kertas juga menjadi alternatif yang lebih ramah kesehatan dan lingkungan.
Memilih bahan makanan segar atau beku ketimbang produk kalengan pun dapat mengurangi potensi paparan mikroplastik dari lapisan dalam kemasan.
Langkah-langkah kecil ini membantu menjaga dapur tetap aman sekaligus menekan akumulasi mikroplastik dapur yang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan. (P-Khalied M)
No Comments