Tonton Youtube BP

Meriah! Lomba cerita rakyat bahasa Tombulu di Woloan, serasa tingkat Nasional

Wilson Lumi
10 Oct 2025 09:26
3 minutes reading

PRIORITAS, 10/10/25 (Tomohon): Lomba Cerita Rakyat Minahasa Dialek Tombulu sukses digelar di Gedung Serba Guna BHK Woloan pada Rabu. Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian Lokakarya Cerita Rakyat yang berlangsung selama tiga hari di Amphiteater Woloan, mengusung tema: “Merawat Akar, Menyemai Cerita.”

Informasi yang diperoleh dari Sanggar Kamang Wangko Woloan, Jumat (10/10/25) menyebutkan, sebanyak 23 peserta dari perwakilan SD dan SMP se-Kecamatan Tomohon Barat tampil dengan penuh semangat membawakan kisah-kisah rakyat Minahasa dalam bahasa Tombulu. Suasana semakin semarak dengan dukungan guru pembimbing, orang tua, serta rekan-rekan sekolah yang hadir memenuhi ruangan.

Acara dibuka dengan penampilan Seni Tari Maengket oleh siswa SMP Kristen Woloan, yang menghidupkan suasana budaya khas Minahasa. Selanjutnya, Ketua Panitia Frans Pusung menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta dan undangan.

Pemerintah Kota Tomohon diwakili oleh Jane Kures, SE, Lurah Woloan Dua, yang dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Kami bangga dan berterima kasih, karena melalui kegiatan ini anak-anak bukan hanya tampil, tetapi juga belajar mencintai budaya daerahnya sendiri. Ini adalah bagian dari upaya bersama menjaga identitas Tomohon dan Minahasa,” ujar Jane.

Lomba kemudian secara resmi dibuka oleh Irene D.C. Rindorindo, S.S., M.Hum, mewakili Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, dengan memukul tambur dan tetengkoren bersama perwakilan pemerintah, panitia, dan dewan juri.

“Melalui lomba ini, mari kita jadikan bahasa daerah sebagai kebanggaan bersama. Anak-anak harus berani menggunakan bahasa Tombulu, karena di dalamnya ada jati diri dan sejarah orang Minahasa,” ungkap Irene dalam sambutan pembukaannya.

Perlombaan berjalan lancar dan penuh antusias. Para peserta tampil percaya diri di hadapan dewan juri yang terdiri dari:
1. Irene D.C. Rindorindo, S.S., M.Hum – Fasilitator Literasi
2. Rikson Karundeng, M.Teol – Sastrawan/Penulis Buku
3. Oktafian Ngala – Penutur Tombulu

Usai perlombaan, Irene kembali menyampaikan apresiasi mewakili juri. “Walaupun hanya di tingkat kecamatan, suasana lomba ini dari segi persiapan hingga penutupan terasa seperti lomba di tingkat nasional. Ini bukti keseriusan panitia, guru, dan peserta. Kami berharap kegiatan seperti ini berlanjut dalam seri berikutnya,” ungkap Irene.

Sementara itu, Armando Loho, M.Kom, Penanggung Jawab Kegiatan sekaligus Ketua Sanggar Kamang Wangko Woloan, menegaskan pentingnya cerita rakyat sebagai warisan berharga.

“Cerita rakyat adalah akar identitas Minahasa. Jika akar ini terputus, kita akan kehilangan arah. Karena itu, kegiatan ini bukan sekadar lomba, tetapi juga dokumentasi budaya agar bahasa Tombulu tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. Inilah semangat dari tema kita: Merawat Akar, Menyemai Cerita,” tegas Armando.

Melalui lomba ini, diharapkan anak-anak semakin mencintai bahasa daerah dan budaya Minahasa, serta memperkaya dokumentasi cerita rakyat agar tetap lestari dan dikenal oleh generasi masa depan. (P-mc/bwl)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x