26.1 C
Jakarta
Tuesday, July 22, 2025

    Menikmati wisata dengan memetik jeruk tiga rasa di Ponorogo yang dulu melegenda

    Terkait

     

     

    PRIORITAS, 10/5/24 (Ponorogo): Jika Anda ke Ponorogo, ada wisata edukasi menyenangkan dengan harga terjangkau, yakni wisata petik buah jeruk keprok.

     

    Menariknya, yang membuat khas dari jeruk keprok pulung ini adalah terdapat tiga cita rasa sekaligus dalam satu buah, yakni manis, asam, dan segar.

     

    Rasa ini jarang atau bahkan tidak ditemukan varietas jeruk lain yang cenderung hanya memiliki satu rasa, jika tidak asam rasanya cenderung manis.

     

    Rasa segar bisa didapatkan jika datang langsung ke kebun jeruk yang dikelola oleh petani lokal. Bahkan, jeruk keprok pulung ini dapat bertahan hingga tiga minggu setelah dipanen.

     

    Jeruk di kebun ini masuk ke dalam varietas jeruk keprok pulung. Lokasinya ada di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

     

    Konon, jenis jeruk ini sempat menghilang setelah awal 2000-an. Kala itu, hampir seluruh petani buah jeruk khas Pulung ini terserang virus citrus vein phloem degeneration (CVPD) yang berakibat pada produksi buah turun drastis dan akhirnya mati.

     

    Akibat virus tersebut, sebagian petani di Ponorogo masih lebih memilih untuk menanam padi dan palawija lainnya karena masih takut terkena serangan virus CVPD kembali.

     

     

    Namun tidak banyak atau sebagian petani saja  yang menanam jeruk tiga rasa ini. Bila jelang musim kemarau, biasanya para petani jeruk mempersilakan para warga lokal untuk membeli langsung ke kebun. Pasalnya, jika sudah memasuki panen raya, akan sulit untuk memilih buah karena sudah terlanjur dipesan oleh tengkulak.

     

    Hal inilah yang membuat petani jeruk, Salason (65) dan istrinya Supini (59) mempersilakan siapa saja yang ingin datang ke kebunnya untuk memetik buah jeruk. Mulai dari pagi hingga siang lalu berlanjut lagi sore hari ia dan istrinya merawat sebanyak 150 pohon jeruk di lahan seluas 800 meter persegi.

     

    “Ini saya mencoba lagi menanam, ternyata bisa berhasil dan berbuah,” kata pria yang akrab disapa Lasa kepada Beritasatu.com, Jumat (10/5/2024).

     

    Namun, hingga saat ini belum banyak petani yang berani membudidayakan kembali jeruk keprok pulung. Hanya sebagian petani saja yang kini berani menanam jenis jeruk tersebut itu lagi.

     

    “Karena jarang yang menanam banyak anak-anak sekolah atau mahasiswa yang KKN ingin melihat kebun jeruk saya,” ungkap Lasa.

     

    Sementara itu, salah satu pengunjung, Atin, menuturkan jika ia penasaran dengan rasa jeruk khas pulung yang dahulu pernah melegenda tersebut. Ia pun mengajak keluarganya untuk mencoba petik buah jeruk langsung di kebun sambil mengisi waktu libur panjang.

     

    “Kebetulan ini anak-anak liburan karena kakak kelasnya ujian, jadi saya ajak ke kebun jeruk untuk melihat cara merawat kebun jeruk, juga ikut memanen jeruk,” tutur Atin.

     

    Menariknya, saat memasuki kebun jeruk tidak dipungut biaya sama sekali, hanya perlu izin ke pemilik kebun lalu kita bebas memilih jeruk yang akan dipetik.

     

    Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp 15.000 untuk kualitas biasa, hingga Rp 40.000 untuk jeruk dengan kualitas tinggi.

     

    Jeruk keprok pulung selain terkenal dengan rasanya yang khas, ukuran jeruknya juga terbilang besar jika dibandingkan dengan jeruk keprok umumnya. Bahkan, untuk kualitas super satu kilogram kadang hanya berisi tiga buah saja.

     

    Namun pada umumnya satu kilogram jeruk keprok pulung berisi lima hingga tujuh buah. (P-/BS/wr) — foto ilustrasi istimewa

     

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini