PRIORITAS, 20/6/25 (Jakarta): Perkembangan mobil listrik di Indonesia mengalami perjalanan panjang, dari sekadar prototipe kampus hingga kini menjadi bagian penting dalam transisi energi nasional.
Indonesia mulai mengeksplorasi mobil listrik sejak era 1989. Mahasiswa ITS Surabaya menciptakan Widya Wahana I, mobil listrik tenaga surya yang diuji hingga Jakarta–Surabaya. Di Universitas Trisakti muncul prototipe MLTS bertenaga surya pada tahun sama.
Awal 2000‑an menandai masuknya kendaraan listrik impor. Tahun 2003 sepeda listrik China mulai dijual lokal, disusul LIPI menciptakan Marlip pada 2005 untuk lingkungan tertutup seperti bandara serta lapangan golf.
Tahun 2012 pemerintah mulai agresif. Menteri BUMN Dahlan Iskan menggandeng Ricky Elson serta Mario Rivaldi dalam Proyek Putera Petir. Hasilnya muncul mobil listrik Selo serta Tucuxi, membentuk konsorsium nasional melibatkan BPPT, LIPI, PT Pindad, UI serta lainnya.
Pada 2018, Mitsubishi i‑MiEV menjadi mobil listrik pertama yang memperoleh sertifikat STNK untuk digunakan di jalanan nasional. Saat peluncuran, hanya tersedia tiga unit dan belum mendominasi lalu lintas.
Hyundai mendominasi pasar mobil listrik
Era Jokowi membawa percepatan serius. Perpres 55/2019 atas PPnBM menurunkan pajak kendaraan listrik serta memperbanyak SPKLU. Hyundai masuk pada 2021 lewat Kona EV serta Ioniq EV. Tahun 2022 Presiden meresmikan pabrik baterai Karawang HKML Battery, PLN pasang 267 SPLU serta mobil Hyundai Ioniq 5 diproduksi massal CKD lokal sejak April 2022.
Masuknya merek baru mendorong kompetisi. Wuling rilis Air ev sejak Agustus 2022 dominasi market share 52 persen hingga Juni 2024. Hyundai tambah varian Ioniq 5 Batik serta Kona EV. GAC Aion Y Plus dipasarkan Juni 2024 serta Neta V mulai CKD tahun sama.
Tantangan tetap ada seperti ketergantungan impor komponen, ketersediaan infrastruktur serta kebijakan insentif yang sempat vakum akhir 2023 sehingga penjualan turun awal 2024 . Namun survei serta studi menunjukkan optimisme tinggi serta potensi besar didukung cadangan nikel terbesar dunia.
Ringkasnya, mobil listrik di Indonesia melewati fase prototipe lokal, impor terbatas, langkah regulasi signifikan serta era produksi massal. Perpaduan sumber daya alam, investasi industri, insentif kebijakan serta inovasi merek domestik serta global mendorong Indonesia menuju ekosistem kendaraan listrik mandiri. (P-*r/Zamir Ambia)