31.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    Mendagri: Pertumbuhan ekonomi RI nomor dua setelah Tiongkok

    Terkait

    PRIORITAS, 13/5/24 (Jakarta): Pertumbuhan ekonomi di Indonesia,  sebesar 5,11 persen, menurut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, positif.

    Sembari mengapresiasi keberhasilan tersebut, ia menyebut angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di negara-negara G20 berada nomor dua setelah Tiongkok.

    Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, angka ini menunjukkan ekonomi Indonesia tumbuh positif pada triwulan I 2024 dan lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2023.

    Kendati begitu, angka tersebut belum menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang merata di berbagai wilayah di Indonesia.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) l, distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I 2024, nilai tertinggi masih berada di Pulau Jawa sebesar 57,70 persen.

    Angka ini diikuti oleh Sumatera sebesar 21,85 persen, Kalimantan sebesar 8,19 persen, Sulawesi sebesar 6,89 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,75 persen, serta Maluku dan Papua sebesar 2,62 persen.

    Tiga kelompok provinsi tertinggi

    Sementara itu, secara spasial tiga kelompok provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi, yakni Maluku dan Papua, Sulawesi, serta Kalimantan.

    Pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut utamanya didorong oleh kegiatan pertambangan, industri logam, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

    “Maluku dan Papua angka pertumbuhan ekonomi sebesar 12,15 persen dan ini tinggi. Kemudian kita lihat yang kedua adalah daerah Sulawesi, artinya ekonomi bergeliat dan kencang dengan 6,35 persen, angka yang cukup bagus. Kemudian Kalimantan 6,17 persen, berikutnya Bali-Nusra itu di angka 5,07 persen,” ujarnya, seperti dikutip BeritaSatu.com.

    Dia mengingatkan, dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, pihaknya meminta pemerintah daerah terus melakukan tindak lanjut secara serius, terutama berkoordinasi mengendalikan inflasi.

    Serius melaksanakan koordinasi inflasi

    Apalagi situasi dunia juga berjalan dinamis yang berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri, seperti masih adanya krisis di Timur Tengah yang berdampak terhadap ketidakpastian situasi ekonomi dunia.

    Untuk itu, Tito meminta Pemda serius melaksanakan koordinasi inflasi, karena masyarakat yang membutuhkan paling banyak didominasi low class.

    “Politik ini menjadi banyak komoditas dari elite menengah ke atas, tetapi masyarakat bawah, terutama yang low class mereka lebih peduli kepada masalah urusan-urusan sehari-hari, terutama urusan masalah kebutuhan hidup, pangan. Maka ini penting sekali pengendalian inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi,” demikian Tito Karnavian. (P-BS/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini