29.7 C
Jakarta
Wednesday, July 9, 2025

    Menbud: Buku sejarah dapat menemukan jati diri bangsa

    Terkait

    Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon dalam kegiatan seminar Nasional Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI), yang dihadiri secara online. (Antara)

    PRIORITAS, 6/7/25 (Jakarta): Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan dalam Seminar Nasional Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI), buku sejarah berperan penting dalam menggali dan menghidupkan kembali jati diri bangsa Indonesia.

    “Sudah saatnya kita menulis ulang sejarah Indonesia—bukan hanya sebagai catatan, tapi sebagai landasan untuk membentuk generasi yang memahami siapa dirinya dan ke mana bangsanya akan menuju.” ucap Fadli Zon melalui keterangan resminya, Minggu (6/7/25)

    Kegiatan yang berlangsung di Gedung Raden Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta itu mengangkat tema “Menulis Sejarah, Membangun Bangsa: Membangun Peran Pendidikan Sejarah di Sekolah.”

    “Tema ini sangat aktual dan penting, serta menjadi topik pembicaraan yang hangat saat ini. Sejarah itu penting dalam membangun Bangsa,” kata Menbud.

    Fadli Zon mengatakan, terdapat beberapa pekerjaan rumah yang besar untuk Indonesia, terkait penulisan ulang sejarah dan pembaruan dalam penulisan sejarah nasional.

    Menurut dia hingga saat ini, Indonesia masih belum secara sistematis dalam mendokumentasikan perjalanan bangsa ini pasca-Reformasi.

    “Terakhir, Buku Sejarah Nasional Indonesia disusun pada 1970-an oleh tim di bawah pimpinan Prof. Soekanto, sementara karya Indonesia dalam Arus Sejarah yang terbit pada 2012 belum mencakup perkembangan politik dan sosial dari era BJ Habibie hingga Joko Widodo,” jelasnya.

    “Kita perlu menggeser cara pandang tersebut ke arah yang lebih Indonesia-sentris,” imbuhnya.

    Ia mencontohkan bagaimana Belanda menyebut agresi militer mereka sebagai “aksi polisionil”.

    Fadli kembali menegaskan, menulis sejarah tidak hanya soal pencatatan peristiwa, tetapi juga bagian penting dari membangun identitas nasional.

    Re-inventing Indonesian identity

    Dalam konteks ini, lanjutnya, muncul seruan untuk melakukan re-inventing Indonesian identity—menemukan kembali jati diri bangsa melalui narasi sejarah yang berpijak pada pengalaman dan karakter Indonesia sendiri.

    Sementara itu, Ketua Umum P3SI, Zulkarnain menekankan, forum ini merupakan sarana penting untuk membangun komunikasi dan kerja sama antar program studi pendidikan sejarah.

    “Kongres keempat ini menjadi momen krusial dalam memperkuat keberadaan P3SI sekaligus mendorong perkembangan pendidikan sejarah di tanah air,” tegasnya.

    Sejarah tak sekedar hafalan

    Melengkapi pernyataan Menbud, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menyampaikan, sejarah tidak sekadar hanya hafalan dan lain sebagainya.

    “Tapi kita punya ide-ide kreatif yang sebenarnya memiliki banyak peluang. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan peluang itu sebaik mungkin,” katanya, dikutip dari Antara.

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si. dan Ketua Umum P3SI Periode 2022-2025, Dr. Zulkarnain, M.Pd.

    Dalam kegiatan ini juga dilakukan Penandatanganan MoU antara Kementerian Kebudayaan dengan Universitas Negeri Jakarta, yang diwakilkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Firdaus Wajdi, Ph.D. dan Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. (P-Zamir)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini