PRIORITAS, 16/2/25 (Mataram): Kedutaan Besar Inggris di Jakarta telah meluncurkan Program Akses Digital yang ditujukan untuk memberdayakan ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Akses digital ini sudah mulai dilaksanakan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Program tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan BRI Research Institute, Universitas Hamzanwadi, dan Geopark Rinjani, menyasar 250 pelaku UMKM di Desa Loyok, Lantan, Senaru, dan Kecamatan Sembalun.
Kepala Program Akses Digital Kedutaan Besar Inggris, Rita Damayanti, menyatakan bahwa UMKM memiliki potensi besar dalam mengadopsi teknologi digital, namun seringkali tertinggal dalam agenda inklusi digital. Oleh karena itu, program ini dirancang untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital, khususnya bagi perempuan dan pemuda dalam kategori ultra-mikro dan mikro, guna mendukung pengembangan bisnis mereka.
Selain itu, program ini juga melibatkan pelatihan yang mencakup topik seperti pola pikir kewirausahaan, pemanfaatan aplikasi digital untuk pengembangan bisnis, dan perlindungan perempuan dan anak. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi inkubasi bisnis dari Universitas Lampung dan Universitas Padjadjaran, serta platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee Academy, turut mendukung pelaksanaan pelatihan ini.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Inggris dalam mendorong pembangunan inklusif dan transformasi digital yang berkelanjutan di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan konektivitas digital dan literasi bagi kelompok yang terpinggirkan atau kurang terlayani.
Rita Damayanti dalam keterangannya yang diteima semalam di Mataram menambahkan, pihaknya berkolaborasi dengan BRI Research Institute, Universitas Hamzanwadi, dan Geopark Rinjani menyasar 250 pelaku UMKM di Desa Loyok, Lantan, Senaru, dan Kecamatan Sembalun. “UMKM merupakan bagian dari komunitas marginal yang memiliki potensi besar untuk mengadopsi teknologi digital, namun masih tertinggal dalam agenda inklusi digital,” ujarnya.
Rita mengungkapkan, selama hampir lima tahun pelaksanaan program akses digital di Indonesia, pemerintah Inggris menyadari UMKM punya potensi besar untuk mengadopsi teknologi yang dapat mendukung proses pengembangan usaha kecil, sedang, maupun menengah.
Penelitian yang dilakukan oleh BRI Research Institute bersama Kedutaan Besar Inggris menunjukkan adopsi layanan digital masih tergolong rendah oleh pelaku UMKM di Indonesia.
Fakta-fakta itulah mendorong pemerintah Inggris bersama BRI Research Institute untuk melaksanakan serangkaian pelatihan literasi dan keterampilan digital. Pelatihan juga menyasar pengembangan bisnis bagi perempuan dan pemuda dalam kategori ultra-mikro dan mikro yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi lokal.
Technical Assistance Team Leader dari BRI Research Institute Nilam Nirmala Anggraini mengatakan, perempuan punya potensi dalam pengembangan UMKM. Sebanyak 64 persen dari 64 juta pelaku UMKM di Indonesia merupakan perempuan dan 40 juta perempuan berperan dalam perekonomian Indonesia. Meski demikian, besarnya potensi tersebut menghadapi tantangan besar berupa rendahnya adopsi digital.
Menurut Nilam, Lombok memiliki potensi yang sangat kaya di sektor kerajinan, kuliner, dan pariwisata. Namun, Lombok masih punya tantangan berupa akses finansial terbatas, inklusi keuangan dan digital rendah, serta minimnya mentor bisnis untuk membangun ekosistem digital yang kuat.
“Kami berharap program yang dilaksanakan hingga enam bulan ke depan mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya,” ucap Nilam dikutip Antara.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat Ahmad Masyhuri mengapresiasi atas terpilihnya Lombok sebagai lokasi implementasi program akses digital. Ia bersyukur banyak lembaga, komunitas maupun lembaga swadaya masyarakat yang berkenan membantu tugas-tugas pemberdayaan pemerintah provinsi dalam membantu pengembangan para pelaku UMKM terlebih UMKM perempuan. (P-bwl)