PRIORITAS, 20/5/25 (New York): Mayoritas atau lebih dari 60 persen warga Amerika Serikat (AS) meyakini Presiden Rusia Vladimir Putin tak ingin damai dan sengaja mengulur-ulur perundingan yang melibatkan Amerika Serikat.
Warga AS juga mendukung pengiriman persenjataan ke Ukraina serta sanksi tambahan, jika Rusia menolak merundingkan kesepakatan damai. Demikian menurut jajak pendapat Harvard CAPS Harris yang dirilis pada 19 Mei 2025, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Kyiv Independent, hari Selasa (20/5/25).
Hanya 34 persen responden yang yakin Putin sungguh-sungguh ingin mengakhiri perang. Sebaliknya, 62 persen responden yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ingin mengakhiri perang.
Sebanyak 62 persen responden juga menyatakan pemerintahan Presiden Donald Trump (harus) terus menyediakan persenjataan ke Ukraina.
Mereka juga mendukung sanksi ekonomi lebih lanjut kepada Rusia, jika menolak untuk berunding untuk damai.
Hanya 38 persen responden yang menentang persenjataan dan sanksi tambahan.
Survei tersebut, dilakukan pada tanggal 14-15 Mei, sebelum panggilan telepon Presiden AS Donald Trump dengan Putin pada tanggal 19 Mei 2025.
Tolak gencatan senjata
Sesudah Trump melakukan panggilan telepon selama dua jam dengan presiden Rusia, Putin sekali lagi tidak menyetujui gencatan senjata.
Sebaliknya ia malah menawarkan untuk merundingkan memorandum mengenai kemungkinan perjanjian perdamaian di masa mendatang dengan Ukraina.
Trump mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval setelah panggilan telepon, ia tidak akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia karena ada kemungkinan kemajuan menuju gencatan senjata.
“Karena saya pikir ada peluang untuk menyelesaikan sesuatu, dan jika Anda melakukannya, Anda malah bisa memperburuk keadaan,” kata Trump .
Dalam komentar terpisah kepada wartawan setelah panggilan telepon tersebut, Trump menjawab dia memercayai Putin dan yakin ia menginginkan perdamaian.
Tidak cukup tangguh
Meskipun Trump berupaya menengahi kesepakatan damai, sebanyak 59% responden menyatakan mereka menilai Trump ātidak cukup tangguhā saat berhadapan dengan Putin.
Sebanyak 31% responden percaya sikap Trump terhadap Putin ācukup tepatā. Hanya sebanyak 10% responden lainnya mengatakan Trump “terlalu tangguh” terhadap Putin.
Responden juga relatif terbagi dalam hal keyakinan mereka terhadap Trump yang akan berhasil menegosiasikan akhir perang.
58% responden mengatakan Trump “tidak akan menyelesaikan” perang, sementara 42% responden meyakini Trump akan membantu mengakhiri perang.
Trump frustrasi
Awalnya terpilih dengan janji kampanye untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia dalam “24 jam, Trump dilaporkan semakin frustrasi dengan kecepatan negosiasi.
Pada 19 Mei 2025, Trump menegaskan kembali ia akan menghentikan upaya untuk mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina jika kemajuan tidak tercapai.
“Saya katakan, ego besar terlibat, tetapi saya pikir sesuatu akan terjadi. Dan jika tidak, saya akan mundur saja, dan mereka harus terus maju,” kata Trump.
Jajak pendapat ini dilakukan secara daring di Amerika Serikat, dengan mensurvei 1.903 pemilih terdaftar. Jajak pendapat ini dinilai akurat +/- 2,2 poin persentase, 19 kali dari 20 kali. (P-Jeffry W)