29.6 C
Jakarta
Thursday, July 10, 2025

    Mau lari dari Trump, fenomena ‘Kabur Aja Dulu’ marak di AS

    Terkait

    PRIORITAS, 6/5/25 (New York): Sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump, banyak warga Amerika Serikat (AS) mulai menyatakan minatnya untuk pindah ke luar negeri. Demikian informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Selasa (6/5/25) siang ini.

    Laporan terbaru seperti dilansir Reuters, Senin (5/5/2025), mengungkapkan, data visa dan kewarganegaraan pemerintah, serta wawancara Reuters dengan delapan firma relokasi, menunjukkan peningkatan jumlah warga Amerika yang mempertimbangkan untuk pindah ke Eropa setelah terpilihnya Trump, meskipun angkanya masih cukup kecil untuk negara berpenduduk 340 juta orang tersebut.

    “Permohonan paspor Irlandia di AS mencapai level tertinggi dalam satu dekade pada dua bulan pertama tahun ini. Rata-rata permohonan bulanan pada bulan Januari dan Februari yang hampir mencapai 4.300 naik sekitar 60 persen dari tahun lalu,” demikian data dari Departemen Luar Negeri Irlandia, sebagaimana dikutip CNBC.

    Sementara itu di Prancis, data pemerintah menunjukkan, permintaan visa jangka panjang dari warga Amerika mencapai 2.383 dalam tiga bulan pertama tahun 2025, dibandingkan dengan total 1.980 pada periode yang sama tahun lalu. Dari Januari hingga Maret, otoritas Prancis telah memberikan 2.178 visa jangka panjang dibandingkan dengan 1.787 pada tahun sebelumnya.

    Kemudian, aplikasi untuk paspor Inggris dalam tiga bulan terakhir tahun 2024, periode terakhir yang datanya tersedia, merupakan rekor untuk setiap kuartal dalam dua dekade terakhir, dengan 1.708 aplikasi yang diajukan.

    Minat tinggi pindah

    Selanjutnya, perusahaan relokasi dan situs web yang membantu orang beremigrasi mengatakan, pada waktu tertentu dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah besar orang Amerika telah menunjukkan minat untuk pindah ke luar negeri, dengan alasan masalah termasuk perpecahan politik dan kekerasan senjata.

    Sementara penasihat imigrasi Italia Marco Permunian, pendiri Italian Citizenship Assistance, mengatakan, pemilihan Presiden Demokrat Joe Biden pada tahun 2020 juga menyebabkan peningkatan minat, terutama dari pemilih Republik.

    Namun, sebagian besar perusahaan relokasi yang diwawancarai Reuters mengatakan, telah terjadi lonjakan minat yang lebih besar sejak Trump kembali ke Gedung Putih, dengan banyak klien menyatakan kekhawatiran atas arah kebijakan dan masalah sosial.

    Bintang Hollywood tinggalkan AS

    Dilaporkan pula, beberapa bintang Hollywood meninggalkan AS setelah Trump terpilih kembali pada bulan November, termasuk pembawa acara bincang-bincang Ellen de DeGeneres dan Rosie O’Donnell, yang menarik perhatian media.

    Sedangkan Thea Duncan, pendiri bisnis relokasi yang berbasis di Milan ‘Doing Italy’, mengatakan, dia menerima pertanyaan hampir setiap hari sejak pemilihan dari warga Amerika biasa yang mencari informasi.

    “Orang-orang tidak yakin tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi,” ungkap Duncan.

    Lalu di Inggris, sebuah perusahaan pengacara imigrasi bernama Immigration Advice Service mengatakan, telah melihat peningkatan lebih dari 25 persen dalam pertanyaan dari AS. Direkturnya, Ono Okeregha, mengatakan, beberapa klien telah menyatakan kekhawatiran atas perubahan politik di bawah pemerintahan Trump, khususnya atas hak-hak pasangan sesama jenis karena beberapa negara bagian mempertimbangkan untuk melemahkan perlindungan bagi pernikahan mereka.

    Kemudian Wendy Newman, seorang fotografer berusia 57 tahun, pindah ke London bersama suaminya pada tahun 2022, sebagian karena meningkatnya polarisasi politik di negara asalnya. Dia mengatakan, ia merasa hak-haknya lebih terjamin di Inggris, tempat dia ingin tinggal secara permanen. Dia berharap putrinya, yang masih tinggal di AS tetapi mendaftar kuliah di Inggris, juga bisa pindah.

    “Kami merasa terlalu banyak risiko baginya untuk tinggal di sana,” kata Newman, yang khawatir akan pembatasan hak reproduksi perempuan di AS dan apa yang dia gambarkan sebagai “kecenderungan misoginis” Trump.

    Selanjutnya, Blaxit, perusahaan yang membantu warga Amerika kulit hitam pindah ke luar negeri, melihat lalu lintas ke situsnya melonjak lebih dari 50 persen setelah pemilihan.

    “Kami juga melihat peningkatan 20 persen dalam komunitas keanggotaan berbayar, Blaxit Global Passport, yang biayanya US$16,99 (Rp279 ribu) per bulan,” kata pendiri Blaxit, Chrishan Wright.

    Sementara itu, Chrishan Wright, yang berasal dari New York, pindah ke Portugal dua tahun lalu dan mengatakan, Trump yang kembali ke Gedung Putih meyakinkannya, dia telah membuat keputusan tepat.

    Berdasarkan jajak pendapat oleh Edison Research, Trump hanya memenangkan 13 persen pemilih kulit hitam pada bulan November, satu poin persentase lebih tinggi dari tahun 2020, sementara Kamala Harris memperoleh 86 persen. (P-*r/Selvijn R)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini