PRIORITAS, 12/1/25 (Mataram): Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah berupaya mempermudah akses kredit, namun sebagian masyarakat masih mengeluhkan sulitnya prosedur pengajuan kredit. Berbagai persyaratan administrasi yang rumit dan proses verifikasi yang memakan waktu dianggap menjadi kendala utama, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Banyak pelaku UMKM mengaku terkendala saat mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau produk kredit lainnya. Beberapa di antaranya menyebut minimnya akses informasi terkait prosedur pengajuan, keterbatasan dokumen yang dimiliki, serta lamanya waktu persetujuan kredit.
Ketua Asosiasi UMKM Nasional, Hendra Saputra, menyatakan bahwa perbankan perlu lebih fleksibel dalam kebijakan kredit untuk UMKM. Bank harus berinovasi dalam menilai kelayakan kredit, tidak hanya berdasarkan dokumen formal, tetapi juga rekam jejak usaha masyarakat kecil.
Senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Evi Apita Maya meminta Himbara agar fleksibel dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan kredit perbankan dengan memangkas syarat panjang pengajuan kredit.
“Himbara sebagai bank milik pemerintah harus berpihak kepada kepentingan rakyat dengan tetap mengacu pada sistem dan mitigasi risiko perbankan,” ujar Evi Apita Maya dalam keterangan di Mataram, Minggu (12/1/25).
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu mengungkapkan saat melakukan reses di Pulau Sumbawa beberapa waktu lalu, Evi menerima banyak aspirasi dan aduan dari masyarakat terkait pelayanan perbankan di Nusa Tenggara Barat.
Kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai petani, peternak dan UMKM paling banyak mengeluhkan tentang pengajuan kredit yang sulit.
“Birokrasi panjang berbelit-belit, pencairan kredit lama, dan rata-rata masyarakat gagal dapat kredit karena debitur terkendala wajib ada agunan,” kata Evi.
Lebih lanjut dia berpesan kepada Himbara agar masif dan mengintensifkan literasi keuangan di Nusa Tenggara Barat. Hal ini penting dan mendesak untuk mencegah terjadinya kredit macet dan debitur gagal bayar.
Evi tidak ingin ada warganya yang menjadi anak tiri oleh pelayanan perbankan mengingat petani, nelayan, peternak, dan UMKM punya peran besar dalam menyumbang pendapatan asli daerah dan pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat.
“Realisasi kredit untuk petani dan peternak di bank-bank Himbara mencapai 80-90 persen tersalurkan di Pulau Sumbawa,” ucapnya dikutip Antara.
Evi mengapresiasi kinerja, inovasi dan pelayanan bank-bank Himbara, seperti Bank BTN yang telah menyediakan 25.000 mantri atau tenaga pemasaran dan toko pada 75.000 desa di Indonesia.
Termasuk juga dengan BNI, BRI dan Mandiri yang berpacu dalam inovasi layanan dan adaptasi teknologi maju perbankan. “Saya apresiasi tinggi atas dedikasi Himbara di Nusa Tenggara Barat dan Indonesia,” kata Evi Apita Maya.(P-bwl)