PRIORITAS, 28/5/25 (Jakarta): Gelombang semangat untuk merawat warisan budaya Betawi kembali menguat di jantung Ibu Kota. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berdiri tegas di hadapan para pemangku kepentingan, menyerukan agar ondel-ondel tak lagi menjadi alat mengamen di jalan.
“Saya sangat berharap bahwa ondel-ondel itu merupakan budaya yang dinamis, nggak statis. Tetapi harus juga mendapatkan apresiasi penghargaan yang memadai,” ujar Pramono di Hotel Borobudur, Rabu (28/5/25).
Langkah ini bukan sekadar penertiban estetika ruang kota, melainkan bagian dari komitmen besar Jakarta sebagai kota global. Pramono menilai sudah waktunya ondel-ondel tampil dengan martabat yang sepadan di ruang-ruang publik yang layak.
“Saya termasuk yang kemudian memesankan supaya, mohon maaf, ondel-ondel tidak digunakan untuk mencari, mengamen lah. Tetapi betul-betul dirawat dengan baik,” tegasnya lagi.
Bukan sebatas regulasi
Kehadiran pemerintah, menurut Pramono, bukan hanya sebatas regulasi, tetapi juga sebagai pengayom seni dan budaya. Ia meminta jajarannya memberi dukungan konkret bagi 42 sanggar Betawi di ibu kota.
“Sehingga ondel-ondel nanti kita buat, kita undang ke berbagai acara di ibu kota, acaranya banyak banget,” tambahnya santai namun penuh makna.
Pramono menyiratkan, budaya bukan barang mati, melainkan cermin identitas yang harus diperjuangkan bersama. Ia ingin Jakarta menegaskan Betawi sebagai wajah utama budaya kota ini.
Hal itu sejalan dengan amanat UU Nomor 2 Tahun 2024 yang menetapkan Jakarta sebagai kota global dan menempatkan budaya Betawi di pusat arus identitasnya. (P-Khalied Malvino)
