Valentino Rossi (kacamata), Marc Marquez (di atas tunggangannya). MotoGP.
PRIORITAS, 18/7/25 (Jerman): Rivalitas antara dua legenda MotoGP Marc Marquez dan Valentino Rossi meledak sejak 2015.
Namun, kedua pembalap itu sempat berdamai dan berjabat tangan tahun 2016 di Catalunya.
Akan tetapi perseteruan mereka kembali memanas ketika Rossi jatuh setelah bersenggolan dengan Marquez di Argentina pada 2018.
Hingga saat ini mereka tidak pernah berdamai hingga Rossi pensiun pada 2021.
Marc Marquez telah ditanyai tentang kemungkinan berdamai dengan rival lamanya di MotoGP, Valentino Rossi.
Satu syarat yang diperlukan
Pembalap asal Spanyol itu menegaskan satu syarat yang diperlukan untuk hubungannya dengan Valentino Rossi membaik.
Berbicara kepada Izaskun Ruiz dalam sebuah wawancara dengan DAZN, juara dunia delapan kali, Marquez mengakui upaya untuk memperbaiki hubungan yang retak dengan juara dunia sembilan kali itu membutuhkan upaya dari kedua belah pihak.
Ketika sesuatu tidak bergantung sepenuhnya pada satu orang, Anda tidak bisa berkata, ‘Tidak, saya tertarik,’” kata Marquez.
Meledak di GP Malaysia
Rivalitas antara kedua legenda MotoGP ini meledak saat Grand Prix Malaysia 2015 yang kontroversial.
Gencatan senjata yang tidak nyaman terjadi pada tahun 2016, termasuk jabat tangan pertama di Catalunya, tetapi perseteruan mereka kembali memanas ketika Rossi jatuh setelah bersenggolan dengan Marquez di Argentina 2018.
Sejak saat itu, keduanya melakukan sedikit interaksi langsung meskipun Rossi pensiun pada akhir 2021 dan melihat VR46 kini berstatus tim satelit resmi Ducati, harapan untuk rekonsiliasi tetap sulit diraih.
Di Mugello tahun ini, setelah Marquez menang, bos tim Ducati, Davide Tardozzi, dibuat marah oleh para penggemar Italia yang mencemoohnya. Hal itu merupakan respons atas loyalitas mereka terhadap Rossi.
Tardozzi mendesak Marquez dan Rossi untuk akhirnya berjabat tangan dan mengakhiri dendam.
Setelah pindah ke tim pabrikan Ducati musim ini, Marquez berada di jalur yang tepat untuk menyamai torehan tujuh gelar juara dunia kelas premier milik Rossi.
Namun, 89 kemenangan Rossi tetap menjadi target yang jauh lebih sulit, dengan Marquez baru-baru ini melampaui tonggak sejarah 68 kemenangan Giacomo Agostini di Jerman.
“Saya tidak tahu berapa banyak kemenangan yang diraih Agostini dan Valentino… Mencapai 89? Saya menganggapnya sulit. Meraih tujuh gelar juara dunia MotoGP? Saya menganggapnya lebih mudah,” aku Marquez.
Marquez, 32, memiliki kontrak dengan Ducati hingga akhir 2026. Di sampingnya di tim pabrikan Ducati musim ini adalah Pecco Bagnaia, anak didik Rossi.
Bagnaia didikan Rossi
Bagnaia menjadi lulusan pertama akademi VR46 yang menjadi juara MotoGP pada 2022 sebelum mempertahankan gelarnya setahun kemudian.
Namun, Bagnaia merasa motor tahun ini lebih sulit dijinakkan daripada rekan setimnya, Marquez.
Dilansir Crashn.net, Manajer MotoGP veteran Carlo Pernat mengatakan kepada MOW bahwa Rossi memandang perekrutan Pedro Acosta sebagai cara untuk ‘mencegah’ Marquez meraih gelar juara dunia ke-10.(P-wr).