PRIORITAS, 3/5/25 (Moskow): Mantan presiden Rusia yang kini sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengejek kesepakatan investasi mineral Amerika Serikat-Ukraina.
Medvedev menyebut Amerika Serikat sengaja memaksa Ukraina untuk membayar bantuan militer dengan sumber daya alamnya.
Kesepakatan mineral yang ditandatangani di Gedung Putih itu, dibingkai pemerintahan Presiden Donald Trump sebagai bentuk baru komitmen AS terhadap Ukraina.
Ukraina menerima kesepakatan itu sebagai langkah investasi jangka panjang, di tengah tujuan Trump untuk mengurangi jejak militer Amerika di Eropa.
Medvedev, menjadi pejabat yang sering bersuara paling keras membela Rusia sejak invasi ke Ukraina tahun 2022.
“Trump akhirnya berhasil menghancurkan rezim Kyiv,” tulisnya dalam sebuah pesan di Telegram, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Moscow Times, hari Sabtu (3/5/25).
“Sekarang, perlengkapan militer harus dibayar dengan kekayaan nasional negara yang sedang menghilang,” katanya.
Medvedev juga menggambarkan Trump tengah memerangi negara tersembunyi, yang bermusuhan dalam pemerintahan AS.
Ia merujuk pada undang-undang bipartisan yang akan mengenakan sanksi besar terhadap Rusia, kecuali negara itu menyetujui perundingan damai dengan itikad baik.
“Senat AS yang dipimpin Partai Republik tengah bersiap untuk menjatuhkan lebih banyak ‘sanksi yang menghancurkan’ terhadap kami. Kita lihat saja bagaimana pemerintahan baru akan menanggapinya,” tulis Medvedev.
The Wall Street Journal melaporkan Undang-Undang Sanksi pada Rusia tahun 2025, yang diusulkan Senator Lindsey Graham dan Richard Blumenthal, telah mendapatkan cukup banyak pendukung.
Graham, sekutu dekat Trump, mengatakan paket sanksi yang “sangat berat” tersebut, kemungkinan akan menghadapi pemungutan suara dalam beberapa minggu mendatang.
Medvedev sekarang memainkan peran formal marjinal dalam pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan baru-baru ini dikenal karena cercaan anti-Baratnya yang sering muncul di media sosial.(P-Jeffry W)