28.3 C
Jakarta
Saturday, July 12, 2025

    Mantan Presiden Korea Selatan kembali ditahan

    Terkait

    PRIORITAS, 11/7/25 (Seoul): Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang sempat bebas, kembali ditahan karena dekrit darurat militer kontrovesial yang ia keluarkan saat masih berkuasa, tahun 2024 lalu.

    Yoon Suk Yeol telah dikirim kembali ke pusat penahanan, Ā setelah pengadilan Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapannya awal pekan ini. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Jumat (11/7/25).

    Yoon memperpanjang masa jabatan presiden Korea Selatan untuk dirinya, sehingga mendapat protes besar rakyat.

    Ia kemudian mengeluarkan dekrit pemberlakuan darurat militer 3 Desember 2024 lalu, hanya untuk membungkam lawan-lawan politiknya.

    Yoon membela dekrit darurat militernya itu, sebagai langkah yang diperlukan untuk politisi liberal yang “anti-negara”.

    Ia bahkan memerintahkan tentara bersenjata lengkap memblokade gedung Majelis Nasional, agar perlemen tidak bisa bersidang.

    Namun, perintah tersebut hanya bertahan beberapa jam, Ā setelah para anggota parlemen berhasil menembus blokade tentara dan melakukan sidang pemungutan suara untuk membatalkan dekrit tersebut.

    Ditahan saat masih Presiden

    Yoon menjadi presiden pertama di dunia yang ditahan saat masih menjabat, setelah ratusan penyelidik antikorupsi dan polisi, melakukan penggerebekan di kediaman resminya di Seoul, 15 Januari lalu.

    Penyidik antikorupsi kemudian melimpahkan kasus tersebut ke jaksa penuntut umum, yang mendakwanya pada tanggal 26 Januari lalu atas tuduhan pemberontakan di Pengadilan Distrik Pusat Seoul.

    Yoon dituduh melakukan perebutan kekuasaan dengan upaya ilegal untuk merebut kantor legislatif dan pemilu serta menangkap lawan politik. Ia sempat dibebaskan pada 7 Maret 2025.

    Ada saat-saat ketika Yoon tampaknya menggunakan kebebasannya untuk menunjukkan pembangkangan, seperti ketika ia muncul di sebuah teater pada bulan Mei, untuk menonton film dokumenter yang membenarkan dekrit darurat militernya.

    Politisi konservatif yang vokal ini, akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Presiden pada bulan April 2025.

    Ia Ā dituduh mengarahkan pemberontakan, yang dapat dihukum penjara seumur hidup atau hukuman mati.

    Khawatir hilangkan bukti

    Perintah pengadilan Distrik Barat Seoul untuk menahannya kembali saat ini, didorong kekhawatiran ia akan menghilangkan bukti.

    Kasus pidana Yoon ditangani tim penyidik yang dipimpin jaksa khusus, Cho Eun Suk.

    Tim Cho telah menginterogasi Yoon dua kali, sebelum mengajukan permintaan surat perintah penangkapannya kembali akhir pekan lalu.

    Dalam permintaan surat perintah penangkapan, tim Cho mengutip tuduhan tambahan yang mereka ajukan terhadap Yoon, termasuk menghalangi tugas resmi, penyalahgunaan kekuasaan, serta memalsukan dan memusnahkan dokumen.

    Tuduhan tersebut bermula saat ia menghindari prosedur diamanatkan secara hukum seperti musyawarah dalam rapat Kabinet yang diselenggarakan dengan semestinya, sebelum berupaya memberlakukan darurat militer.

    Yoon juga diduga memerintahkan pejabat keamanan presiden untuk menghapus catatan server terkait dengan “telepon rahasia”.

    Diduga ia sempat berkomunikasi dengan komandan militer, yang terlibat dalam melaksanakan perintah darurat militer.

    Ia juga menghadapi tuduhan pengerahan pasukan keamanan presiden secara tidak sah, seperti tentara swasta untuk memblokir upaya awal penegak hukum untuk menahannya di kediamannya pada awal Januari.

    Dikurung di sel isolasi

    Karena tidak lagi diberikan hak istimewa layaknya presiden, Yoon akan menyerahkan barang-barang pribadinya, menerima nomor seri, dan memakai pakaian penjara berwarna hijau muda.

    Ia dikurung di sel isolasi kecil yang dilengkapi dengan televisi, toilet, wastafel, meja, dan kasur.

    Penangkapannya ini bisa menandai dimulainya masa tahanan panjang, yang berpotensi berlangsung berbulan-bulan atau lebih lama.

    Yoon awalnya dapat ditahan di pusat penahanan hingga 20 hari, sementara jaksa khusus berencana untuk mendakwanya dengan dakwaan tambahan.

    Jika Yoon didakwa dengan dakwaan baru, ia bisa ditahan hingga enam bulan hingga putusan pengadilan awal.

    Apabila pengadilan memutuskan ia bersalah dan menjatuhkan hukuman penjara, Yoon akan tetap menjalani hukumannya meskipun kasusnya berpotensi dilimpahkan ke pengadilan yang lebih tinggi.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini