33.5 C
Jakarta
Monday, July 21, 2025

    Mampu beri nilai tambah, pegiat animasi didorong menjadi mitra pertumbuhan ekonomi

    Terkait

    PRIORITAS, 9/5/25 (Jakarta): Pegiat animasi di Indonesia didorong untuk menjadi mitra strategis pertumbuhan ekonomi, karena memiliki peranan penting untuk memberikan nilai tambah (value added) produk.

    Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta di Jakarta, Jumat (9/5/25) pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung penguatan ekosistem industri animasi nasional, melalui pengembangan dan pemanfaatan kekayaan intelektual (IP) dalam rangka menghasilkan produk animasi yang berkualitas.

    “Pemerintah secara khusus mendorong kolaborasi antara pelaku IP lokal dengan berbagai sektor industri lain. IP animasi lokal memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam memperkuat daya saing industri nasional, sekaligus membuka pasar baru bagi produk dalam negeri,” ungkapnya.

    Memperkuat identitas produk

    Dikatakan Setia, keterlibatan pelaku industri dalam mendukung kekayaan intelektual akan memperkuat identitas produk dan mendorong pertumbuhan industri berbasis kekayaan intelektual.

    “Kami mengajak industri dan produk dalam negeri untuk melihat potensi besar kerja sama dengan IP lokal. Selain memperkuat identitas produk, ini juga berkontribusi pada kemajuan industri berbasis kekayaan intelektual,” katanya.

    Menurutnya, potensi besar yang dimiliki oleh IP lokal mendorong Kemenperin untuk menciptakan kolaborasi yang lebih luas, mulai dari co-branding produk, kampanye pemasaran berbasis karakter animasi, pengembangan konten digital interaktif, hingga pemanfaatan IP untuk merchandise dan edutainment.

    “Melalui kolaborasi ini, diharapkan mampu menjadi jembatan antara sektor animasi dengan sektor lain seperti makanan dan minuman, transportasi, teknologi, ritel, dan produk konsumen,” harapnya.

    Komitmen pemerintah

    Bahkan menurutnya, sebagai bentuk komitmen Kemenperin dalam upaya mendukung subsektor animasi, berbagai inisiatif telah dilakukan. Misalnya, Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar secara rutin memberikan pelatihan teknis animasi 2D dan 3D serta memfasilitasi partisipasi para pelaku animasi dalam ajang promosi seperti Bengkel Animasi Creative & Digital Arts Festival (BEAST) , serta penguatan jejaring lintas sektor melalui penyelenggaraan Networking Forum Industri berbasis IP.

    Namun demikian, meski menunjukkan kemajuan yang pesat, industri animasi Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain kurangnya pendanaan dari sektor keuangan formal, minimnya platform distribusi nasional, dan terbatasnya pelatihan teknis di luar pusat industri animasi yang masih perlu diatasi secara sistematis.

    Dikatakannya, data Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI), nilai produksi animasi Indonesia sebelum pandemi mencapai Rp600–800 miliar per tahun. Saat ini terdapat lebih dari 150 studio animasi yang tersebar di 23 kota, dengan konsentrasi terbesar di Pulau Jawa. Potensi ini masih bisa terus dikembangkan sehingga dapat ikut berkontribusi dalam menopang perekonomian nasional.

    Akan halnya animasi film Jumbo yang menjadi bukti nyata keberhasilan IP lokal yang dikelola dengan baik. Animasi ini mampu menarik 8 juta penonton, serta telah mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia terlaris di Asia Tenggara, dan menunjukkan potensi karya lokal yang mampu bersaing di pasar global. (P-*r/Armin M)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini