PRIORITAS, 18/6/25 (London): Pasukan Ukraina berhasil menewaskan lebih dari 6.000 tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk.
“Pasukan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) kemungkinan besar telah menderita lebih dari 6.000 korban dalam operasi tempur ofensif terhadap pasukan Ukraina di wilayah Rusia Kursk,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam penilaian terbarunya.
Inggris menyebut DPRK, nama resmi Korea Utara.
“Total korban berjumlah lebih dari separuh dari sekitar 11.000 tentara DPRK yang awalnya dikerahkan ke wilayah Kursk,” kata kementerian pertahanan Inggris, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Rabu (18/6/25).
Korea Utara telah menjadi sekutu setia invasi militer Rusia di Ukraina dan juga membantu pasukan Rusia melawan serangan berani Ukraina di oblast Kursk, tempat pasukan Kyiv masuk ke wilayah Rusia pada Agustus tahun lalu.
Meskipun Rusia maupun Ukraina tidak memberikan angka resmi terkait jumlah korban pertempuran, namun Korea Utara membuat pengakuan langka pada bulan April tahun ini, mereka mengirim pasukan untuk ditempatkan di dalam Kursk guna mendukung Rusia.
Kementerian tersebut menambahkan tingkat korban yang signifikan di Korea Utara hampir pasti terjadi terutama melalui serangan besar-besaran yang sangat melemahkan.
Kementerian tersebut mengatakan Korea Utara hanya mengerahkan sejumlah kecil pasukan tambahan di Kursk, mengutip laporan sumber terbuka, yang menunjukkan negara tertutup tersebut telah menderita kerugian besar di medan perang.
Invasi ilegal Rusia
Kementerian Pertahanan juga merujuk pada kunjungan tingkat tinggi terbaru mantan menteri pertahanan Rusia dan sekretaris dewan keamanan Sergei Shoigu, awal bulan ini.
Shoigu kemungkinan besar membicarakan terkait dukungan DPRK terhadap invasi ilegal Rusia ke Ukraina.
Shoigu bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari tiga bulan.
“Dalam pertemuan tersebut, Kim menegaskan Korea Utara tanpa syarat mendukung pendirian Rusia dan kebijakan luar negerinya, dalam semua isu politik internasional yang krusial termasuk isu Ukraina”, demikian pernyataan Kantor Berita Pusat Korea.
Menurut pejabat intelijen AS, Korea Selatan, dan Ukraina, Korea Utara mengirim 10.000-12.000 tentara ke Rusia musim gugur lalu dalam partisipasi pertamanya dalam konflik bersenjata besar sejak Perang Korea 1950-53.
“Sejauh ini operasi DPRK hanya terbatas di wilayah Kursk. Keputusan apa pun untuk mengerahkan pasukan ke wilayah Ukraina yang diakui secara internasional untuk mendukung pasukan Rusia, pasti memerlukan persetujuan dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.(P-Jeffry W)