PRIORITAS, 20/05/24 (Nusa Dua, Bali): Magnit atau daya tarik seorang pebisnis ulung asal Amerika Serikat sekelas Elon Musk diyakini dapat mendongkrak kunjungan pariwisata di Indonesia, khususnya Bali, di masa mendatang. “Dengan kunjungan dia ke sini, minat masyarakat dunia untuk melirik Indonesia, khususnya Bali, akan bertambah” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, di sela World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, hari ini (Senin, 20/5).
Menparekraf mengaku bersyukur CEO SpaceX dan Tesla itu bisa hadir di Bali mengingat pada pertemuan G20 pada November 2022 di Pulau Dewata, Elon Musk berhalangan hadir. “Waktu 2022 dia tidak datang, tapi sekarang terwujud tahun ini, kami sangat bersyukur,” ujarnya.
Elon Musk sendiri mengaku mendapat undangan untuk menghadiri WWF ke-10 di Bali dan menjadi Prominent Speaker pada pembukaan forum yang diadakan tiga tahun sekali itu.
Kehadirannya di Pulau Dewata juga dibarengi dengan peluncuran pemanfaatan layanan internet satelit miliknya yaitu Starlink untuk membantu puskesmas pembantu di kawasan terpencil yang selama ini kesulitan jaringan internet, dan para nelayan.
“Saya diundang ke World Water Forum. Jadi ini sepertinya adalah waktu yang tepat untuk secara resmi mengumumkan Starlink,” ujarnya kepada media di Denpasar, Minggu (19/5).
Belanja Peserta WWF Rp1,7 Trilun Selama di Bali
Dalam kesempatan Press Conference di Media Center World Water Forum (WWF) di Nusa Dua Bali, Senin siang tadi, Menparekraf juga memperkirakan event ini bakal menambah nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada sektor parekraf dalam jumlah yang besar.
Ia menghitung potensi belanja delegasi World Water Forum ke-10 itu bisa mencapai Rp1,7 triliun selama penyelenggaraan ajang internasional tersebut pada 18-25 Mei 2024. “Hasil ini kami harapkan selama enam hari mendatang sampai 25 Mei 2024,” kata Sandiaga Uno.
Menparekraf menyebutkan angka tersebut didapatkan dengan mengalikan total peserta World Water Forum ke-10 di Bali yang diperkirakan mencapai 50 ribu orang dengan rata-rata pengeluaran untuk belanja termasuk produk UMKM mencapai sekitar Rp34 juta.
Dalam pelaksanaan forum itu, pemerintah melibatkan sebanyak 500 pelaku UMKM yang memajang produk mereka, tersebar di tiga lokasi selama pelaksanaan World Water Forum Ke-10 itu. Selain di lokasi pertemuan yakni di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pameran juga diadakan di lokasi lain yakni di Kuta dan Bali Collection Nusa Dua.
Sandiaga menuturkan produk-produk yang dijual pelaku UMKM itu telah menjalani kurasi terutama berkaitan dengan produksi yang ramah lingkungan dan pengelolaan limbah cair. Produk itu di antaranya produk fesyen yang tidak menggunakan bahan kimia, kemudian produk kriya yang bersumber dari bahan daur ulang sehingga menjadi ekonomi sirkular.
“Ada aktivitas gim lokal yakni Lokapala yang mengangkat visi keberlanjutan dengan tokoh utama Baruna, ini akan mendorong wisata rendah karbon,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu, yang mendampingi menteri mengungkapkan, UMKM dilibatkan dalam forum itu untuk meningkatkan pangsa pasar termasuk menaikkan kelas mereka.
Meski begitu, katanya, sebagian besar pelaku UMKM tersebut menargetkan jaringan business to business (B2B) dengan para pelaku bisnis lainnya. “Target utama mereka bukan konsumen tapi B2B karena ini cuannya jauh lebih besar,” katanya. (P-ANT/ht)