Tonton Youtube BP

KTT ASEAN lahirkan Deklarasi Kuala Lumpur, ditandatangani 10 kepala negara

Armin Mandika
27 May 2025 07:35
2 minutes reading

PRIORITAS, 27/5/25 (Kuala Lumpur): Deklarasi Kuala Lumpur ditandatngani oleh Para pemimpin ASEAN sebagai hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur, Senin (26/5/25). Demikian informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Selasa (27/5/25).

Selaku ketua ASEAN 2025, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebelum penandatanganan mengatakan ASEAN menandai babak yang menentukan dalam perjalanan integrasi regional dengan mengadopsi “ASEAN 2045, Masa Depan Kita Bersama”.

Tahun 1967, Anwar mengatakan para anggota pendiri ASEAN berjanji untuk mengikat diri mereka bersama dalam persahabatan dan kerja sama dan, melalui upaya dan pengorbanan, mengamankan untuk rakyat mereka dan untuk keturunannya berkat perdamaian, kebebasan dan kemakmuran.

Hidup masa depan

Dikatakan Anwar, pemimpin ASEAN saat ini memperbarui janji khidmat itu, bukan sebagai penghormatan kepada masa lalu, tetapi sebagai perjanjian hidup dengan masa depan.

“Sering dikatakan bahwa cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya. Itu yang ingin dilakukan ASEAN melalui upaya yang mantap selama puluhan tahun, berbagi pengelolaan bersama dan visi strategis,” katanya.

Anwar memberikan penghargaan kepada semua yang berkontribusi pada visi itu, yang dibentuk oleh kegigihan, pragmatisme, dan kekuatan kepercayaan regional yang tenang.

Adapun Deklarasi Kuala Lumpur ditandatangani bersama oleh 10 pemimpin negara dan pemerintahan ASEAN, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto. Deklarasi itu sebagai hasil dari KTT ASEAN ke-46.

Menurut Anwar satu dekade lalu, di Kuala Lumpur, diluncurkan Visi Komunitas ASEAN 2025. Momen tersebut mengafirmasi peran ASEAN sebagai jangkar stabilitas dan pusat gravitasi ekonomi yang sedang berkembang.

Tatanan dunia

Tetapi saat ini, menurut dia, tatanan dunia masih belum stabil. Ketegangan geopolitik, fragmentasi ekonomi, gangguan iklim dan disrupsi teknologi merupakan ujian ikatan antarnegara.

Menyongsong masa depan, kata Anwar, akan ditentukan oleh revolusi teknologi dan sains. “Kemampuan kita untuk memimpin- dalam kecerdasan buatan, inovasi digital dan ekonomi hijab dan biru, akan menentukan tidak hanya sekedar kesejahteraan tetapi juga kohesi kita,” ucapnya.

Hanya saja, kata Anwar, teknologi yang sama membawa risiko. Meninggalkan yang tak terurus, itu dapat memperdalam kesenjangan, menggantikan penghidupan dan melampaui aturan manusia. “Kita tidak hanya harus merangkul inovasi-kita harus belajar untuk mengaturnya, bersama-sama dan dengan hati-hati”.

“Saat kira membalikkan halaman ini, kita memperbarui janji kita – untuk masyarakat kita, untuk regional kita dan untuk generasi yang akan datang. Mari kita melangkah ke depan- dengan visi yang jelas, keteguhan dalam tujuan dan persatuan dalam keinginan kita – untuk membangun ASEAN yang kita berhutang kepada generasi mendatang,” ujarnya. P-*r/Armin M)

 

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x