PRIORITAS, 14/7/25 (Palu): Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), bersama Pemerintah Kota Iwanuma, Prefektur Miyagi, Jepang, menggelar kegiatan diseminasi JOCA 2025 pada Senin (14/07/2025) di Auditorium Kantor Wali Kota Palu.
Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Palu menginformasikan, kegiatan ini merupakan tahapan akhir dari proyek kolaborasi bertajuk “Perencanaan Komunitas Tangguh Pasca Rekonstruksi di Area Relokasi Kolektif di Kota Palu”. Proyek yang berlangsung sejak Oktober 2022 dan akan berakhir pada September 2025 ini, difasilitasi Japan Overseas Cooperative Association (JOCA).
Acara tersebut dihadiri Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE, bersama sejumlah pejabat Pemkot Palu, serta Wali Kota Iwanuma, Jun’ichi Satō, beserta delegasi dari JOCA dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Dalam pertemuan itu Wali Kota Palu mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada pemerintah dan masyarakat Jepang atas dukungan yang berkelanjutan pasca bencana. “Saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi terjadi pada 28 September tujuh tahun lalu, rombongan relawan dari JICA dan Jepang adalah salah satu yang pertama hadir untuk membantu,” ujar Wali Kota Hadianto mengenang.
Wali Kota Palu itu mengapresiasi peran penting Jepang dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Palu setelah bencana. “Mereka tidak hanya memberikan bantuan materiil, tetapi juga mengirimkan para ahli yang berperan besar dalam proses pemulihan. Hingga kini, meskipun banyak lembaga donor telah selesai menjalankan tugasnya, Jepang tetap mendampingi kami,” tambahnya.

Awal persahabatan abadi
Hadianto menekankan pentingnya komitmen dalam memperkuat hubungan antara Kota Palu dan Kota Iwanuma, khususnya dalam bidang rehabilitasi, penguatan kohesi sosial, dan pengelolaan bencana.
“Hari ini adalah simbol dari hubungan yang terus dipererat, dengan harapan dapat mempercepat pembangunan Kota Palu menjadi lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” ungkap Hadianto Rasyid.
Dikatakan pentingnya pertukaran pengalaman dalam pengelolaan kota tangguh bencana yang mengintegrasikan perencanaan berbasis risiko, keterlibatan masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan. “Keberhasilan model ini tidak hanya akan bermanfaat bagi Kota Palu, tetapi juga bagi kota-kota lain yang memiliki tantangan serupa,” ujar walikota.
Hadianto mengungkapkan harapannya agar kerjasama antara Kota Palu dan Kota Iwanuma semakin berkembang tidak hanya dalam hal penanggulangan bencana, tetapi juga dalam pengelolaan lingkungan, pendidikan, ekonomi lokal, pariwisata, serta pertukaran budaya dan teknologi.
“Kunjungan ini tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai awal dari persahabatan yang abadi,” tutupnya.
Acara diakhiri dengan penandatanganan perjanjian Persahabatan Sister-organisasi antara PRB Simpotove Tangguh Huntap 1 Tondo, Palu, Indonesia dan Dewan Masyarakat Pengembangan Komunitas Tamaura-nishi, Kota Iwanuma, Jepang. (P-Elkana Lengkong)