PRIORITAS, 2/10/25 (Kota Cebu): Jumlah korban tewas akibat gempa bumi 6,9 Skala Richter (SR) di Kota Bogo, Propinsi Cebu, Filipina bertambah menjadi 72 orang dan 249 lainnya luka-luka.
“Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 6,9 skala Richter di Cebu telah meningkat menjadi 72 orang”, jelas Dewan Nasional Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana (NDRRMC), seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Kamis (2/10/25).
Korban jiwa tersebut terbanyak di wilayah Kota Bogo (30 orang), San Remigio (22 orang), Medellin (12), Tabogon (5) dan masing-masing 1 orang tewas di Sogod, Tabulan, serta Borbon.
Pihak berwenang berlomba menyelamatkan warga yang terjebak dalam 24 jam krusial pascagempa Cebu.
Keluarga korban berdiri di depan puluhan jenazah korban gempa bumi yang terbungkus di halaman depan rumahsakit Kota Bogo, Cebu, Filipina.(x.@jimreydaps)
Pemerintah Filipina sudah menghentikan pencarian terhadap korban sejak Kamis siang 2 Oktober 2025, setelah tidak ada lagi laporan orang hilang.
Seluruh tim tanggap darurat baik dari militer hingga pertahanan sipil, mulai fokus untuk pembenahan dan rehabilitasi bangunan rumah warga sipil dan infrastruktur penting pasca gempa.
“Sampai saat ini, semua orang yang dilaporkan hilang sudah ditemukan,” kata pejabat pemadam kebakaran Cebu, Liewellyn Lee Quino.
Tim penyelamat yang ada kini memeriksa ulang hotel yang runtuh beberapa jam setelah tiga mayat ditemukan.
“Pemeriksaan akhir ini penting agar kami dapat meyakinkan masyarakat di sini bahwa tidak ada seorang pun yang dilupakan di dalam tempat-tempat ini,” kata Quino.
600 rumah hancur
Gempa tektonik dangkal berkekuatan 6,9 skala Richter terjadi Selasa malam sekitar pukul 21.00 di lepas pantai utara pulau Cebu dekat Kota Bogo, wilayah yang berpenduduk 90.000 orang.
Gempa kemungkinan dipicu patahan yang belum pernah menghasilkan getaran kuat dalam 400 tahun terakhir.
Pemerintah pusat Filipina menyatakan sekitar 600 rumah hancur di wilayah utara Pulau Cebu.
Ratusan rumah dan bangunan hancur akibat gempa bumi 6,9 SR di kota Bogo, Cebu, Filipina. Sampai Kamis 2 Oktober 2025 sebanyak 72 orang tewas.(philippine army)
Sekitar 20.000 orang mengungsi dari rumah mereka dan banyak yang tidur di jalanan saat ratusan gempa susulan mengguncang wilayah tersebut pada hari pertama.
Hingga hari ketiga, Kamis ini (2/10/25) gempa susulan terus mengguncang wilayah tersebut.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) telah mencatat sedikitnya 3.036 gempa susulan, yang hanya 15 di antaranya terasa.
Besarnya gempa susulan berkisar antara 1,0 hingga 5,0 SR. Phivolcs mengatakan gempa susulan dapat berlanjut selama beberapa hari.
Bantuan air minum
Gubernur provinsi Cebu, Pamela Baricuatro, mengajukan beberapa permohonan bantuan mendesak pada hari Kamis.
Ia mengatakan ribuan orang membutuhkan air minum yang aman, makanan, pakaian dan perumahan sementara, serta relawan untuk memilah dan mendistribusikan bantuan.
“Banyak rumah hancur dan banyak keluarga membutuhkan bantuan untuk pulih… Mereka membutuhkan bantuan, doa, dan dukungan kita,” ujarnya seperti dllaporkan dari ABS-CBN.
Banyak warga harus antri untuk mendapatkan air bersih di sepanjang jalan di Bogo.
Mereka terlihat putus asa menunggu truk pemadam kebakaran yang dijadwalkan membawakan air.
“Gempa bumi benar-benar menghancurkan hidup kami. Air penting bagi semua orang. Kami tidak bisa makan, minum, atau mandi dengan layak,” ujar Lucille Ipil, (43 tahun).
Warga masih trauma
Sebuah kapel desa kecil menjadi rumah pascagempa bagi Diane Madrigal, seorang warga Bogo berusia 18 tahun, dan 14 tetangganya yang rumah-rumahnya hancur. Pakaian dan makanan mereka berserakan di bangku-bangku kapel.
“Seluruh tembok (rumah saya) runtuh, jadi saya benar-benar tidak tahu bagaimana dan kapan kami bisa kembali lagi,” kata Madrigal.
Para pasien berada di luar rumahsakit Kota Bogo, Cebu, Filipina, karena gempa bumi susulan masih terjadi. (x.@aymanmatnews)
Umumnya warga masih trauma kembali ke rumah mereka, meski hanya untuk memeriksa kerusakan yang terjadi.
“Sampai sekarang saya masih takut dengan gempa susulan, rasanya harus lari lagi,” imbuhnya.
Banyak daerah masih tanpa listrik, dan puluhan pasien berlindung di tenda-tenda di luar rumah sakit provinsi Cebu yang juga mengalami kerusakan.
“Saya lebih suka tinggal di sini di bawah tenda ini. Setidaknya saya bisa dirawat,” kata Kyle Malait (22 tahun), sambil menunggu lengannya yang terkilir dirawat.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. terbang ke Cebu pada hari Kamis untuk memeriksa kerusakan dan mengoordinasikan upaya bantuan.
Lebih dari 110.000 orang di 42 komunitas yang terkena dampak gempa membutuhkan bantuan, untuk membangun kembali rumah mereka dan memulihkan mata pencaharian mereka.
Bantuan keuangan
Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan (DSWD) mengatakan pihaknya akan menanggung biaya pemakaman bagi korban tewas akibat gempa.
Keluarga korban juga akan menerima bantuan keuangan sebesar P10.000 sementara mereka yang terluka akan menerima dukungan medis dan keuangan, kata juru bicara DSWD Asisten Sekretaris Irene Dumlao.
Bantuan Tunai Darurat juga akan diberikan kepada penduduk terdampak yang dapat mereka gunakan untuk membangun kembali rumah yang rusak dan mata pencaharian.
Pejabat DSWD memastikan ada dana respons cepat. Saat ini, lembaga tersebut memiliki sisa dana sebesar P193 juta dari dana siaga sebesar P300 juta.
Hingga kini 14.000 paket makanan keluarga telah didistribusikan ke daerah yang terkena dampak.
Pejabat itu mengatakan lebih dari 400.000 paket makanan keluarga telah ditempatkan di pusat sumber daya bencana Visayas di Kota Mandaue, Cebu. Setiap hari tempat itu memproduksi 18.000 – 20.000 paket makanan keluarga.(P-Jeffry W)
No Comments