25.2 C
Jakarta
Friday, December 27, 2024
spot_img

    Konferensi internasional terumbu karang berkelanjutan diadakan di Manado, laut adalah masa depan dunia

    Terkait

    PRIORITAS, 14/12/24 (Manado):  Mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, membuka International Conference of Sustainable Coral Reefs (ICSCR) 2024 atau konferensi internasional terumbu karang berkelanjutan di Manado, Sulawesi Utara.

    Dalam sambutannya Victor mengatakan, kegiatan itu sejalan dengan program perluasan konservasi milik Kementerian, “Salah satu upaya tersebut adalah konservasi terumbu karang.”

    Victor mengungkapkan, konferensi tersebut merupakan lanjutan dari World Ocean Conference (WOC) ke-15 tahun 2023 lalu yang juga diadakan di Sulawesi Utara, tepatnya di kota Tomohon.

    Konferensi ini antara lain berisi ajakan untuk kolaborasi international menjaga laut di Indonesia. “Butuh upaya international untuk menjaga laut Indonesia karena laut adalah masa depan dunia,” katanya saat membuka kegiatan itu Jumat (13/12/24), seperti dilaporkan salah satu peserta dari Indonesia, dr. Roy G.A. Massie, PhD, peneliti senior di Kelompok Riset Kesehatan Masyarakat Pedesaan dan Marjinal, Lembaga Riset Kesehatan, BRIN.

    Dalam kegiatan yang diadakan di Grand Kawanua International Hotel dan diikuti 700 Ilmuwan dari 24 negara tersebut, terdapat 13 topik kunci yang dibicarakan, dengan berbagai pemaparan menarik yang akan dibawakan, antara lain “Status Terumbu Karang Dunia” oleh ICRI-Perancis), “Molluska pada Terumbu Karang di Sulawesi Utara” (Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia), “Status dan Cara Merestorasi Terumbu karang” (ZMT-Bremen, Jerman), dan “Peran Laut Indonesia Menghadapi Perubahan Iklim Global” (Kementerian Kelautan dan Perikanan RI).

    Selanjutnya, “Penggunaan Machine Learning Untuk Mengamati Pemutihan Karang dan Gelombang Panas di Laut” (Sun Yat Sen University, Tiongkok), “Terumbu Karang sebagai Potensi Penemuan Obat Baru” (Hokkaido University, Jepang), dan “Ekonomi Biru di Taman Nasional Raja Ampat, Papua Barat” (Charleston College, South Carolina, AS). (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini