PRIORITAS, 19/5/25 (Manokwari) Sebanyak 35 personel dikerahkan Kepolisian Resor Pegunungan Arfak, Papua Barat untuk mengoptimalkan operasi pencarian 19 warga yang hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Distrik Catubouw. Demikian informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Senin (19/5/25)
Adapun bencana alam itu terjadi pada Jumat (16/5/25) sekira pukul 21.00 WIT karena intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Ada empat warga berhasil menyelamatkan diri sedangkan satu orang ditemukan meninggal dunia.
“Sebanyak 35 personel bantu Tim SAR lakukan operasi pencarian korban,” ujar Kepala Polres Pegunungan Arfak Kompol Bernadus Okoka dalam keterangan tertulis yang diterima di Manokwari, Minggu (18/5/25).
Menurut Bernadus jarak tempuh menggunakan transportasi darat dari ibu kota kabupaten menuju lokasi bencana kurang lebih empat jam, setelah itu dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Pihak Kepolisian telah mengevakuasi empat korban yang selamat untuk memperoleh perawatan medis di Puskesmas Masni, Kabupaten Manokwari, sekaligus mengidentifikasi nama 19 warga.
“Korban yang meninggal atas nama Harun Maidodga (22), warga Distrik Masni, Kabupaten Manokwari,” katanya.
Pihaknya berpesan kepada seluruh personel Polres Pegunungan Arfak agar tetap mengedepankan keselamatan selama melaksanakan operasi pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor.
Para personel juga harus tetap berkoordinasi dengan Tim SAR gabungan dari Basarnas Manokwari dan unsur TNI, sehingga upaya mengevakuasi korban berjalan dengan lancar sesuai ekspektasi.
“Tetap waspada dan berhati-hati karena kondisi medan yang labil dan cuaca yang tidak menentu. Jangan bekerja sendiri, saling pantau satu sama lain,” jelasnya.
Sementara itu, Fretsman Unas (33), salah satu korban selamat menjelaskan, hujan terjadi sejak pukul 13.00 WIT dengan curah hujan terus meningkat sehingga debit air Kali Meyof, Kampung Jim, meluap.
Pukul 21.00 WIT terdengar suara gemuruh, sehingga empat warga langsung menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan keesokan harinya harus berjalan kaki mencari bantuan.
“Kejadian sangat cepat. Bunyi gemuruh dan air kali meluap sangat keruh. Kami lari ke tempat yang tinggi, besok tanggal 17 Mei jalan kaki cari bantuan,” katanya. (P-*/Armin M)