PRIORITAS, 3/10/24 (Jakarta): Kita semua sudah tahu, negara-negara Arab pecah suara sejak serangan Israel ke wilayah Palestina, yakni Jalur Gaza hingga Tepi Barat (West Bank) sampai beberapa wilayah di Lebanon. Pecah suara terjadi akibat adanya beberapa negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar negara Arab diketahui menyangkal adanya hubungan resmi atau rahasia dengan Israel. Namun nyatanya sebagian negara tersebut juga tidak dapat menutup-nutupi hubungan mereka dengan Tel Aviv tersebut.
Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sendiri telah secara terbuka mengungkapkan, negaranya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan berbagai negara Arab.
Sebagaimana laporan Foreign Policy pada April 2024, yang dikutip Selasa CNBCIndonesia.com (1/10/24) lalu, menyebut negara-negara Arab mendukung Israel karena salah satunya demi kepentingan mereka sendiri. Hal ini terungkap dari koordinasi keamanan regional di bawah naungan Komando Pusat AS (CENTCOM), serta peristiwa serangan balasan Iran dengan meluncurkan ratusan drone dan Rudal ke Israel.
“Operasi militer terkoordinasi yang melindungi Israel dari korban massal dan kehancuran menyoroti ketahanan perjanjian damai Yordania-Israel dan Mesir-Israel serta perjanjian normalisasi 2020,” demikian laporan tersebut, menyebut kerja sama keamanan ini semakin intensif setelah Israel berada di bawah wilayah tanggung jawab CENTCOM pada September 2021.
Israel tidak sendirian di Timur Tengah
Terpisah, publikasi Inggris The Economist mencatat, dalam serangan Iran ke Israel, “negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, mungkin juga memainkan peran tidak langsung, karena mereka menjadi tuan rumah bagi sistem pertahanan udara, pesawat pengintai, dan pengisian bahan bakar Barat yang sangat penting bagi upaya tersebut.”
Lalu di dunia maya, beberapa komentator dengan cepat merayakan keterlibatan Arab. Mereka mengatakan hal itu membuktikan orang Arab dan Israel dapat bekerja sama dan Israel tidak sendirian di Timur Tengah.
“Serangan Iran juga menggalang dukungan internasional baru di belakang Israel, termasuk dari negara-negara Arab utama yang kritis terhadap serangan Gaza yang tetap mendukung respons militer Israel terhadap serangan pesawat nirawak tersebut,” kata Julien Barnes-Dacey, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Negara-negara Arab bungkam tentang kematian bos Hizbullah
Sekedar informasi, dalam serangan Israel ke Lebanon, Arab Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu (29/9/24), mereka mengikuti perkembangan di Lebanon dengan “kekhawatiran yang serius,” serta mendesak pelestarian kedaulatan dan keamanan regional Lebanon. Namun, negara ini tidak membahas kematian pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel.
Sedangkan Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain, tetap bungkam sepenuhnya tentang pembunuhan Nasrallah. UEA dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dan Bahrain menumpas pemberontakan pro-demokrasi yang cukup besar oleh komunitas Syiahnya pada tahun 2011. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa