31.6 C
Jakarta
Tuesday, June 17, 2025

    Kenaikan tarif Trump beri keuntungan bagi pariwisata Indonesia

    Terkait

    PRIORITAS, 16/4/25 (Jakarta): CEO sekaligus pendiri Plataran Indonesia, Yozua Makes, berpendapat, kebijakan kenaikan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) berpotensi memberikan keuntungan bagi sektor pariwisata di Indonesia.

    “Justru kita harus bisa memanfaatkan hal ini karena tidak ada tarif Trump di pariwisata, sedangkan efek pariwisata buat Indonesia ini luar biasa, very labor intensive (sangat padat karya),” kata Yozua dalam konferensi pers UN Tourism 37th CAP-CSA di Jakarta, Rabu (16/4/25).

    Merespons dampak dari kenaikan tarif yang diberlakukan oleh Donald Trump, Yozua berpendapat, sektor pariwisata tidak terkena imbas secara langsung karena karakteristik industrinya yang cenderung dinamis dan selalu menyesuaikan dengan permintaan pasar.

    Nilai tukar rupiah melemah

    Kebijakan tersebut membuat nilai tukar rupiah melemah, namun situasi ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk menarik lebih banyak wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.

    “Justru yang harus kita takutkan adalah middle class (income) trap, jadi oleh karena itu, karena tidak ada tarif, mestinya kita bisa lebih berperan di situ,” ujarnya.

    Namun, kondisi tersebut hanya akan memberikan hasil yang optimal jika pemerintah bersama para pemangku kepentingan aktif melakukan promosi dan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mampu menarik minat wisatawan.

    Ia menekankan, pariwisata Indonesia merepresentasikan identitas bangsa, baik dari aspek budaya maupun keindahan alamnya. Oleh karena itu, segala bentuk promosi harus memiliki keunikan tersendiri dan tidak menyerupai apa yang ditawarkan oleh negara lain, termasuk negara-negara di kawasan ASEAN.

    “Semakin banyak identitas lokal dan semakin baik anda memasukkan naratif yang benar, maka anda memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan jumlah tetamu atau turis yang datang ke sini,” ucapnya.

    Konektivitas

    Selanjutnya, ia menyoroti pentingnya aspek konektivitas, yang menurutnya berperan dalam memudahkan wisatawan untuk mengakses berbagai destinasi wisata yang telah dipromosikan.

    “Anda memiliki banyak budaya di Indonesia dan anda bisa melihat pada tahun 2024, saya rasa turis internasional datang ke sini sekitar 16 juta, tapi kita masih nomor 5. Kita berada di bawah Malaysia, di bawah Thailand, kita berada di bawah Malaysia. Jadi, ada banyak ruang untuk berubah,” tutur Yozua.

    Yozua juga menekankan, pasar pariwisata domestik di Indonesia memiliki kekuatan yang besar, sehingga setiap kegiatan di sektor ini sangat dipengaruhi oleh peran dan kebijakan pemerintah. (P-*r/Zamir A)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini